Sosiolog dari University of Colorado-Boulder, Leslie Irvine pernah menulis artikel menggugah berjudul "A pet's death can hurt more than losing a fellow human" yang dimuat di media daring, popsci.com.
Dalam artikelnya tersebut, Leslie Irvine menyampaikan bahwa bagi sebagian orang, kematian binatang peliharaan ternyata bisa lebih menyedihkan daripada kematian teman dan keluarga.
Karenanya, tidak mengherankan jika seseorang berduka setelah kehilangan hewan peliharaannya. Itu karena mereka sudah menganggap hewan peliharaan tersebut sebagai bagian dari anggota keluarga.
"It's not surprising to me that we feel such grief over the loss of a pet, because in this country at least they are increasingly considered family members," ujar Leslie Irvine dikutip dari https://www.popsci.com/pet-death-grief/.
Irvine menyampaikan, ada banyak orang yang kini menganggap hewan peliharaan sebagai makhluk yang punya rasa. Hewan peliharaan jadi bagian dari anggota keluarga karena dia ikut membentuk bagaimana cara kita hidup.
Dia mencontohkan, banyak orang yang bangun lebih pagi sekadar untuk mengajak anjingnya berjalan-jalan. Padahal kalau tidak ada si anjing tersebut, bangun tidurnya mungkin akan lebih siang. Selain itu, ada banyak aktivitas yang dilakukan bersama.
Sebagai pemilik hewan piaraan, kita melihat mereka setiap hari. Kita tergugah bila mereka merasa lapar, apalagi sakit. Kita bahkan mungkin punya hubungan dekat karena terbiasa menonton TV bersama, bermain bareng bahkan mungkin berbagi ranjang. Singkat kata, rasanya mereka sudah seperti keluarga.
Karenanya, kematian mereka bisa membuat pemeliharanya jadi baper (bawa perasaan) dan mengalami traumatis. Terlebih, kebanyakan umur binatang peliharaan memang tidak selama umur manusia.
Pernah kehilangan kucing kesayangan
Saya pernah merasakan langsung apa yang disampaikan Leslie Irvine tersebut. Tepatnya bagaimana rasanya memiliki binatang peliharaan yang sudah menjadi seperti keluarga. Lantas, betapa sedihnya ketika dia meninggal.
Saya pernah memelihara seekor kucing laki-laki. Kami memberinya nama Boni. Kami tidak memeliharanya sejak lahir. Tahu-tahu, dia datang ke rumah ketika masih kecil. Awalnya ke rumah sekadar meminta makan. Lama-lama tidur di rumah. Kami pun gembira dengan kehadirannya.