Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas Kalah Telak dari Persita, Inikah Namanya Bersabar Menunggu Proses?

22 Februari 2020   11:24 Diperbarui: 22 Februari 2020   12:55 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana hari pertama pemusatan latihan timnas Indonesia di bawah asuhan pelatih Shin Tae-yong di Stadion Madya, Jakarta, Jumat 14 Februari 2020.(KOMPAS.com/ M. Hafidz Imaduddin)

Ketika Shin Tae-yong ditunjuk melatih Timnas Indonesia menggantikan Simon McMenemy pada akhir Desember 2019 lalu, ada harapan agar "wajah" Tim Garuda berubah. Maklum, di era Simon, Tim Garuda seolah tidak bisa terbang.

Harapan itu tidak hanya Timnas bermain bagus. Tapi pemain-pemain juga punya daya juang di lapangan seperti halnya Timnas Korea Selatan yang pernah dilatih Shin Tae-yong di Piala Dunia 2018 lalu.  

Sah-sah saja berharap demikian. Malah harus. Sebab, buat apa mendatangkan pelatih top yang pernah melatih di Piala Dunia, bila Timnas tidak bisa berubah menjadi lebih baik.

Namun, harus disadari, sehebat apapun pelatih Shin, dia pastinya butuh waktu untuk mengubah "wajah" Timnas Indonesia menjadi lebih baik. Rasanya tidak mungkin, harapan perubahan itu berlangsung cepat seperti memasak mie instan yang awalnya kering lantas siap dinikmati.

Jangankan Shin Tae-yong, pelatih timnas top sekelas Didier Deschamps, Roberto Mancini, Ronald Koeman atau pelatih klub tenar seperti Jurgen Klopp, Pep Guardiola hingga Zinedine Zidane sekalipun--seandainya mau melatih Timnas Indonesia--pastinya juga butuh waktu. Butuh proses.

Nah, selama menjalani proses itulah, sangat mungkin, Timnas Indonesia belum bisa menyenangkan para suporternya yang sudah terlanjur berharap. Malah mungkin meraih hasil yang mengecewakan. Pendek kata, menunggu proses itu tidak akan selalu menyenangkan.


Dan memang, begitulah yang terjadi dengan Timnas senior asuhan Shin. Jumat (21/2) tadi malam, Timnas melakukan uji coba dengan menghadapi Persita Tangerang.

Laga yang dimainkan secara tertutup di Stadion Madya, Senayan ini merupakan laga uji coba pertama Timnas senior di bawah Shin Tae-yong. Hasilnya, Timnas kalah telak, 1-4 dari Persita yang kini dilatih Widodo C Putro dan merupakan tim promosi di Liga 1 musim 2020 ini.  

Dikutip dari Goal.com, Persita mampu membuka keunggulan lewat gol bunuh diri Rachmat Irianto usai salah mengantisipasi umpan silang pemain Persita. Penyerang senior, Samsul Arif Munip membawa Pendekar Cisadane--julukan Persita unggul dua gol.

Timnas sempat memperkecil skor lewat tendangan bebas pemain senior, Rizky Pora. Babak satu selesai dengan skor 2-1, untuk Persita.

Pada babak kedua, Persita memperbesar keunggulan lewat pemain asingnya Eldar Hasanovic. Lantas, Aldi Al Achya menutup laga ini dengan kemenangan 4-1 untuk Persita.

Menyikapi kekalahan tersebut, warganet langsung heboh. Dari komentar-komentar mereka di kolom komentar akun-akun Instagram yang mengabarkan hasil ini, respons mereka terbelah. Ada warganet yang menyikapinya biasa saja karena menganggapnya sebagai bagian proses sejak Timnas dilatih Shin.

Namun, tidak sedikit warganet yang kecewa dan mempertanyakan mengapa Timnas sampai bisa kalah telak. Malah, ada yang menyebut pemain-pemain Timnas "ngambek" setelah "disentil"  Shin dengan pernyataan pedas dan juga menjalani latihan fisik yang berat. Ah, namanya warganet yang merasa benar dengan segala komentarnya.  

Tetapi memang, laga melawan Persita ini menjadi tes perdana untuk para pemain setelah menjalani pemusatan latihan alias training center (TC) sejak 14 Februari dengan fokus utama fisik.

Sejak menjalani pemusatan latihan, Shin Tae-yong memang belum memberikan bekal secara teknik dan taktikal kepada para pemain Timnas. Pelatih berusia 49 tahun ini baru fokus pada penguatan fisik dan stamina. Tentu saja, pola latihan Shin ini membuat pemain Timnas harus beradaptasi.

Lalu, bagaimana reaksi Shin Tae-yong dengan hasil ini?

Dalam wawancara dengan media seperti dikutip dari Detik.com, Shin Tae-yong mengaku kecewa dengan hasil tersebut. Dia menyebut bakal melakukan pengecekan ulang pemain yang dia pilih. Meski, Shin juga menyebut hasil ini merupakan bagian dari proses.

"Jujur, hasil ini sangat mengecewakan. Tapi, ini sebenarnya bagian dari proses," kata Shin.

"Untuk laga ini, strategi tidak teraplikasikan. Saya melihat dari segi fisik dan mental. Pemain dalam keadaan lelah," sambung Shin seperti dikutip dari detik.com.

Komentar serupa juga disampaikan oleh Pelatih Persita, Widodo Cahyono Putro. Dia menyadari bila pemain-pemain timnas kelelahan.

"Yang saya tahu mereka tidak mencari kemenangan. Saya juga menyimak selama seminggu ini mereka fisiknya digenjot. Mungkin faktor lelah," kata Widodo seperti dikutip dari detik.com.

Warganet menunggu postingan di akun resmi PSSI
Nah, lucunya, yang juga menjadi sorotan dari warganet adalah mengapa akun Instagram resmi PSSI tidak langsung mengabarkan hasil Timnas senior melawan Persita tersebut. Setidaknya, hingga Sabtu (22/2) siang ketika tulisan ini ditulis, belum ada postingan terkait Timnas di akun PSSI.

Postingan terakhir di akun @officialpssi adalah hasil babak semifinal putaran nasional Piala Soeratin U-17 tahun 2019 yang diposting Jumat (21/2) malam.

Malah, akun-akun IG tidak bercentang biru yang antusias mengabarkan hasil pertandingan itu. Dan, tentu saja, postingan itu memancing reaksi warganet yang antusias menuliskan komentarnya.

Padahal, sebelumnya, akun resmi PSSI tersebut rajin memposting foto pemain-pemain Timnas yang tengah melakukan latihan fisik. Termasuk postingan Jumat (21/2) pagi bergambar Irfan Bachdim dengan narasi "perasaanmu ketika hari jumat". That friday feeling.

Timnas Indonesia kalah telak 1-4 dari Persita Tangerang dalam laga uji coba yang dimainkan di Stadion Madya, Senayan, Jumat (21/2) tadi malam/Foto: Instagram Persita.official
Timnas Indonesia kalah telak 1-4 dari Persita Tangerang dalam laga uji coba yang dimainkan di Stadion Madya, Senayan, Jumat (21/2) tadi malam/Foto: Instagram Persita.official
Lha, malah ketika pertandingan uji coba selesai, malah tidak ada postingan. Padahal, suporter Timnas, termasuk saya, menjadikan akun tersebut sebagai salah satu rujukan untuk mendapatkan kabar up date seputar Timnas.

Kenapa kok tidak diposting hasil laga melawan Persita? Entahlah. Saya tidak mau berandai-andai karena saya tidak tahu yang sebenarnya terjadi. Mungkin saja adminnya sedang sibuk. Berbeda dengan akun IG Persita yang gercep memposting hasil laga melawan Timnas ini.

Warganet yang mungkin sudah menunggu postingan tersebut, lantas melampiaskan keinginan mereka untuk berkomentar di postingan Piala Soeratin U-17 tersebut. Ada warganet berkomentar begini, "uji coba lawan Persita kok ga di-share min. Masak kalah 1-4".

Ada pula yang berkomentar keras, "Upload dong hasil uji coba sama team promosi Persita. Hasil buruk atau enggaknya harus diupload biar masyarakat tahu".

Dinamika yang terjadi di jagad media sosial merespons kekalahan Timnas dari Persita di laga uji coba tadi malam, menjadi gambaran bahwa bersabar menunggu proses itu tidak mudah. Sebab, selama berproses, bukan tidak mungkin terjadi kabar yang membuat kita kecewa.

Nah, ketika kecewa, inilah ujian sabarnya dalam menghadapi proses. Apakah bisa tetap kalem karena paham bahwa itu bagian dari proses. Ataukah langsung meluapkan emosi. Marah dan mengabaikan bila itu bagian dari proses.

Dalam hal ini, saya mengamini pernyataan coach Widodo C Putro. Bahwa, dalam ranah sabar menunggu hasil dari proses, tepat kiranya bila melihat pertandingan ini bukan hanya dari skornya. Meski saya pun merasa skornya bikin nelangsa. 

Tetapi, seperti kata Widodo, kemenangan seharusnya memang bukan tujuan utama di laga ini. Namun, bagaimana menguji ketahanan fisik para pemain setelah melakoni latihan fisik berat.

Tentu saja, bersabar dalam menunggu hasil proses itu bukan berarti terus diam. Namun, ada waktunya untuk bersuara. Semisal bila di laga uji coba kedua nanti ternyata belum mampu meraih hasil bagus, apa iya masih menyebut karena pemain-pemain masih kelelahan.

Tapi, semoga proses yang dijalani Timnas masih on the track. Sesuai harapan. Awalnya membenahi ketahanan fisik dulu. Lantas memperbaiki kemampuan teknik, juga mental pemain. Saya penasaran bagaimana nantinya kemampuan operan pemain-pemain Timnas setelah sempat dikritik Shin Tae-yong dan sempat ramai di media sosial.

Setelah semua proses dijalani, kita tentu berharap, Timnas benar-benar siap menghadapi dua laga sisa Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada bulan Maret nanti. Yakni menghadapi Thailand di Bangkok pada 26 Maret mendatang. Lantas, menjamu Uni Emirat Arab pada 31 Maret. Serta, away ke Vietnam pada 4 Juni mendatang.

Meski peluang lolos sudah tertutup, toh tiga pertandingan ini penting bagi Timnas. Penting dalam kaitan untuk membentuk tim yang pas sesuai dengan visi Shin Tae-yong untuk agenda Timnas berikutnya.

Pada akhirnya, saya tertarik menuliskan narasi di akun PSSI tersebut yang diposting beberapa hari lalu. Bunyinya begini, "Meskipun kerja keras itu penting, tapi bersenang-senang dalam menikmati prosesnya juga tak kalah penting". Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun