Madrid memecat pelatih Julen Lopetegui pada Oktober 2018. Dia hanya melatih tiga bulan. Lantas, masuk Santiago Solari yang kala itu merupakan pelatih Madrid B.Â
Solari pun tak bertahan lama. Pada 11 Maret 2019, manajemen Madrid kembali memanggil Zinedine Zidane untuk menggantikannya. Pantas saja, Madrid tidak mendapatkan apa-apa di musim 2018/19. Termasuk gagal mempertahankan gelar Liga Champions.
Sempat dicadangkan Zidane di awal musim 2019/20
Jelang memasuki musim baru 2019/20, Courtois punya asa baru. Dia sempat melontarkan psywar bahwa dirinya-lah kiper nomor 1 Madrid, bukan Navas. Dan memang, Madrid menjual Navas ke Paris Saint Germain.
Madrid pun dicibir melupakan jasa besar Navas. Mereka dianggap lebih mementingkan brand dibanding kualitas. Karena memang, secara nama, Courtois dianggap lebih "menjual" ketimbang Navas.
Yang terjadi, Courtois belum mampu move on. Di empat laga awal Liga Spanyol musim 2019/20, gawang Madrid jebol 6 kali.Â
Puncaknya ketika Madrid kalah 0-3 dari PSG di matchday I Liga Champions. Sial bagi Courtois, media lantas membandingkan dirinya dengan Navas, kiper PSG.
Toh, selama September, Courtois lantas tampil bagus. Dia mencatat tiga clean sheet dari tiga pertandingan. Namun, petaka terjadi di awal Oktober. Ketika Madrid menjamu tim Belgia, Club Brugge di matchday II Liga Champions.
Gawang Madrid jebol dua kali di babak pertama. Dan keduanya karena kesalahan Courtois dalam mengambil posisi. Zidane bahkan lantas mengganti Courtois saat jeda dengan Alphonse Areola.
Kesabaran Zidane pada Courtois rupanya habis. Empat hari setelah melawan Brugge, Zidane mencadangkan Courtois saat Madrid menang 4-2 atas Granada di Liga Spanyol (5/10).
Kolumnis ESPN asal Spanyol, Sid Lowe dalam ulasan berjudul "Why Thibaut Courtois is struggling to win over Real Madrid fans" yang terbit pada 5 Oktober 2019 lalu, menggambarkan masa-masa suram Courtois di Bernabeu.
Sid Lowe menampilkan adegan ketika Zidane akhirnya mencadangkan Courtois setelah penampilan amatiran saat melawan Brugge.