Bila ada cabang olahraga (cabor) yang paling terkena dampak dari kegemparan dunia akibat penyebaran virus corona, bulu tangkis adalah cabornya.
Karena virus corona, aktivitas bulu tangkis di awal tahun 2020 ini, tepatnya mulai Februari ini, tidak lagi berlangsung normal dan fleksibel seperti sebelumnya. Padahal, BWF selaku induk dari olahraga bulu tangkis dunia, punya jadwal super padat di tahun 2020 ini.
Akhir Januari lalu, begitu tahu Kota Wuhan di Tiongkok menjadi endemi penyebaran virus corona, beberapa negara---termasuk Indonesia, langsung bereaksi. PBSI lantas menyampaikan akan mengatur ulang agenda tampil di turnamen yang sudah disusun.
Bahkan, PBSI melalui Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi, Susi Susanti menegaskan menarik keikutsertaan pemain-pemain Indonesia dari turnamen tahunan, Lingshui China Master 2020 yang akan digelar di Kota Lingshui, Tiongkok, pada 25 Februari hingga 1 Maret 2020 mendatang.
Terbaru, dampak dari kepanikan dunia akibat Virus Corona, juga berimbas pada turnamen Badminton Asia Team Championship (BATC) 2020 yang digelar di Filipina dan dimulai Selasa (11/2) kemarin. Indonesia mengirimkan tim putra dan putri di kejuaraan ini.
Atlet yang bertanding boleh tidak bersalaman
Ya, ada beberapa dampak dari virus corona yang membuat "wajah" BATC tahun ini, tidak akan sama dengan turnamen edisi sebelumnya di Alor Setar, Malaysia. Pihak penyelenggara BATC bahkan sampai harus mengeluarkan 'kebijakan aneh' dengan alasan demi memproteksi pemain.
Panitia penyelenggara memberi kelonggaran kepada para atlet yang bertanding untuk tidak bersalaman dengan lawan, wasit serta hakim servis, sebelum dan sesudah pertandingan.
Adanya kelonggaran tersebut dimaksudkan untuk menjaga kondisi  para peserta selama turnamen berlangsung, terkait penyebaran virus Corona.
Selama ini, berjabat tangan seolah sudah menjadi 'ritual' sebelum dan sesudah pertandingan. Utamanya di akhir laga, bisa menjadi momentum perekat dua pemain yang baru saja tampil habis-habisan di lapangan.
Menurut Manajer Tim Indonesia di BATC 2020, Susy Susanty yang dikutip dari badmintonindonesia.org mengatakan, dengan adanya kelonggaran tersebut, khusus untuk kejuaraan ini, para atlet boleh salaman, juga boleh tidak bersalaman.