Meski, sejak penyebaran virus corona yang memang berpotensi mengubah 'wajah' BTAC 2020, dia menyebut bahwa tim Indonesia sudah siap sejak awal bila ada perubahan sewaktu-waktu. Â
"Memang perubahan draw ini bisa menguntungkan, bisa juga merugikan. Yang penting dari tim dan  individu masing-masing siap," ujar Susi Susanti.
Apa makna menguntungkan dan merugikan tersebut?
Jelas. Bila sebelum dilakukan drawing ulang, tim putra Indonesia menghadapi lawan-lawan yang terbilang bisa diatasi. Yakni Filipina dan India. Meski mungkin India bisa berpeluang mencuri poin. Â
Kini, tim putra Indonesia harus langsung bertemu Korea Selatan yang secara materi kekuatan jelas lebih kuat dari Filipina maupun India. Utamanya di sektor ganda putra, Korea mengalami peningkatan sejak 2019 lalu.
Keuntungannya, bila sebelumnya, tim putra Indonesia harus bertanding dua kali, kini hanya perlu bermain sekali di babak grup. "Kami jadi bisa lebih irit tenaga. Tapi di  pertandingan pertama, langsung dapat lawan yang lumayan kuat. Kami tidak boleh lengah," sambung Susy.
Tim putra Indonesia akan menghadapi tim putra Korea di Rizal Memorial Coliseum pada Rabu (12/2) sore pukul 16.00 waktu setempat.
Seperti kata Susy, tim putra Indonesia yang meski mengirimkan pemain-pemain terbaik termasuk Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, harus waspada. Sebab, laga nanti akan menjadi revans bagi Korea.
Kita masih ingat, di BATC tahun 2018 lalu, tim putra Indonesia berhasil mengalahkan Korea lewat kemenangan dramatis 3-2 di semifinal. Kemenangan tim Indonesia kala itu ditentukan pemain kelima, Firman Abdul Kholik lewat rubber game.
Bagaimana tim putri?
Tim putri akan bertanding lebih dulu melawan tuan rumah, Filipina mulai pukul 10.00 waktu Manila. Di atas kertas, tim putri Indonesia seharusnya tidak kesulitan untuk mengalahkan Filipina.