Itulah yang dilakukan Anthony Ginting. Saat sesi jumpa pers jelang dimulainya Indonesia Masters 2020, Senin (13/9) lalu, Ginting tidak terlalu mengumbar kata-kata memburu gelar. Meski, dia tahu, dengan tidak tampilnya Momota, peluangnya untuk juara, jelas menjadi lebih besar.
Ginting malah ikut berkomentar perihal kecelakaan yang menimpa Momota pada Senin (13/9) pagi. Sembari memastikan Indonesia Masters 2020 akan tetap punya greget meski tanpa kehadiran Momota. Sehari sebelumnya,pemain Jepang ini menjadi juara Malaysia Masters 2020.
Dikutip dari Kompas.com, Kento Momota mengalami kecelakaan di Jalan Tol Malaysia (Maju Express Highway) dalam perjalanan menuju bandara Kuala Lumpur. Mobil yang ditumpangi Momota menabrak truk sehingga sopir meninggal dunia.
Akibat kecelakaan ini Momota dikabarkan mengalami patah tulang hidung dan pipi serta menerima jahitan di bibirnya. Dia sempat dirawat intensif di rumah sakit. Dia pun harus beristirahat selama dua bulan ke depan demi memulihkan kondisi dan menyembuhkan mentalnya.
"Saya berharap Kento Momota tidak mengalami cedera serius sehingga bisa kembali bermain," kata Ginting seperti dikutip dari
kompas.com.
Bila harus mengandaikan, di turnamen manapun, meski peluangnya untuk juara lebih besar tanpa kehadiran Momota, rasanya Ginting akan lebih senang bila berjumpa Momota di lapangan. Apalagi bila perjumpaan itu terjadi di final.
Penggemar bulu tangkis pun rasanya akan senang bukan main bila bisa melihat duel Ginting vs Momota di Istora. Karena memang, duel keduanya menjadi salah satu yang paling seru di bulu tangkis sekarang ini.
Ginting ingin mengakhiri penasaran kalah di final
Toh, itu hanya pengandaian. Kenyataannya, Momota sejak awal ingin absen demi menjaga kondisinya. Yang terjadi sebenarnya, Ginting akan bertemu Antonsen di final Indonesia Masters malam nanti.
Saya pribadi sebenarnya berharap Ginting bisa bertemu pemain Hong Kong, Lee Cheuk Yiu. Sebab, Ginting akan berkesempatan menuntaskan kekalahan kontroversial dari Lee di Hong Kong Open pada akhir tahun lalu.
Penggemar bulu tangkis tentu masih ingat laga itu. Di masa poin kritis di game ketiga, upaya Ginting menyambar shuttlecock malah dinyatakan foult oleh wasit karena raketnya dianggap melewati batas net. Padahal, raketnya tak menyentuh net. Lee pun akhirnya menang 22-20.
Kontroversi itu sempat jadi trending topic. Badminton lovers Indonesia yang sebal, sempat "menyerbu" Lee di media sosial. Bahkan, akun WBF pun tidak lepas jadi sasaran pelampiasan kekesalan netizen Indonesia. Menariknya, Antonsen kala itu ikut berkomentar bahwa apa yang dilakukan Ginting bukanlah foult.