"Semua baik-baik saja. Kami memiliki hari libur kemarin, saya cukup yakin anak-anak tidur sebanyak yang mereka bisa dan mereka akan baik-baik saja hari ini," ujarnya.
Selain itu, Liverpool juga bermasalah dengan pemain-pemain cedera. Terbaru, gelandang enerjik, Alex Oxlade-Chamberlain mengalami cedera saat final Club World Club. Sebelumnya, Liverpool juga kehilangan Fabinho yang merupakan pemain penting di lini tengah. Â Meski sebuah kehilangan besar, tetapi Liverpool masih punya beberapa pemain keren di lini tengah.
Masalah nyata ada di lini belakang seiring cederanya Dejan Lovren. Padahal, sebelumnya, bek tinggi  besar, Joel Matip, sudah lebih dulu mengalami cedera. Situasi itu membuat Klopp kini hanya punya Virgil van Dijk dan Joe Gomez di lini belakang. Gomez, anak muda Inggris berusia 22 tahun ini diharapkan bisa mematikan penyerang tajam Leicester, Jamie Vardy.
Bicara Jamie Vardy, Klopp juga berkomentar perihal penyerang loyal tersebut. Menurutnya, penyerang berusia 32 tahun itu menjadi ancaman nyata bagi timnya. Faktanya, Vardy telah membuat 7 gol dari 10 pertemuan melawan Liverpool. Toh, Klopp sudah menyiapkan 'perangkap' untuk Vardy.
"Dia penyerang berbahaya. Dia selalu berlari dan bermain di garis offside. Di sepak bola, hal paling masuk akal yang bisa dilakukan adalah dengan menghambat umpan kepadanya. Itu yang akan kami lakukan," sambung Klopp dikutip dari https://www.liverpoolfc.com/news/first-team/379882-jurgen-klopp-leicester-city-press-conference.
Bagaimana kabar Leicester City?
Di tangan pelatih Brendan Rodgers yang dulu pernah melatih Liverpool, penampilan Si Rubah Biru--julukan Leicester City memang mengejutkan banyak orang. Siapa sangka, Leicester yang diperkuat 'pemain-pemain biasa', ternyata bisa bersaing di Big Three merujuk 'ganasnya' persaingan di papan atas Liga Inggris musim ini.
Hanya saja, jelang pergantian tahun, Leicester mulai terlihat 'kehabisan bensin'. Opini itu ada benarnya itu bila merujuk hasil yang mereka raih di beberapa laga terakhir.
Ya, sebenarnya, bukan hanya Liverpool yang mengalami jadwal padat selama sepekan kemarin. Leicester pun begitu. Selama sepekan ini, The Foxes bermain tiga kali. Hasilnya, mereka tidak mampu menang dalam tiga pertandingan tersebut.
Dua pekan lalu, Leicester ditahan tim papan bawah, Norwich City 1-1 di kandangnya (14/12). Lantas, bermain imbang 2-2 dengan Everton di perempat final Piala Liga pada tengah pekan, Kamis (19/12), meski akhirnya mereka menang adu penalti 4-2. Penampilan di Piala Liga itu rupanya menguras stamina pemain-pemain Everton. Akhir pekan kemarin, Leicester takluk 1-3 dari Manchester City (22/12).
Artinya, secara intensitas jadwal tanding, Leicester sejatinya sama saja dengan Liverpool. Sama-sama padat. Bedanya, mereka bermain di tanah Inggris. Tidak perlu terbang ke Qatar.
Jadi, siapa yang akan mendapatkan keuntungan di King Power Stadium nanti?