Cerita serupa juga terjadi saat melawan Chen/Jia dan Du Yue/Li Yinhui. Imbasnya, Greysia/Apriani tersingkir cepat. Mereka gagal lolos ke semifinal.
Di sektor ganda campuran, Praveen/Melati juga tak mampu mengeluarkan penampilan terbaik mereka seperti saat jadi juara di Denmark dan French Open pada akhir Oktober lalu. Berada di "grup neraka", Praveen dan Melati tak mampu meraih kemenangan.
Kalah 11-21, 19-21 dari rekan sepelatnas, Hafiz Faizal/Gloria Widjaja di laga pertama, mereka lalu kalah rubber game dari pasangan Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino 15-21, 21-18, 15-21. Dan Jumat (13/12) sore kemarin, di laga terakhir, Praveen/Melati kembali kalah rubber game dari pasangan tuan rumah, Zheng Siwei/Huang Yaqiong.
Praveen/Melati pun gagal lolos ke semifial. Dan yang bikin sedih, Hafiz/Gloria ternyata juga gagal lolos usai kalah 14-21, 12-21 dari Yuta/Arisa di laga terakhir kemarin.
Artinya, di semifinal yang akan dimainkan Sabtu (14/12) mulai siang nanti, selain ganda putri, Indonesia juga tidak memiliki wakil di sektor ganda campuran.
Bagaimana dengan penampilan ganda putra Malaysia? Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang di SEA Games 2019 mendominasi nomor ganda putra, termasuk mengalahkan ganda Indonesia unggulan 1, Fajar Alfian/M Rian Ardianto, ternyata tak berkutik.
Mereka juga gagal lolos ke semifinal. Aaron/Soh kalah dari Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan 19-21, 16-21 di laga pertama. Lantas, kembali kalah dari ganda Taiwan, Lee Yang Wang Chi-lin lewat pertandingan rubber game.
Bukan karena kelelahan, Greysia/Apri kurang bisa menjaga momentum
Pertanyaannya, mengapa tiga pasangan juara di SEA Games 2019, tak berdaya di BWF World Tour Finals 2019 ? Apakah karena faktor kelelahan? Ataukah karena ada faktor lain?
Bertanding di dua kompetisi berbeda, di negara yang berbeda pula, serta hanya dalam selisih dua hari, jelas menjadi tantangan yang tidak mudah bagi pemain manapun. Pemain harus dalam kondisi fisik yang benar-benar prima. Juga punya ketahanan mental.
Dan yang tidak kalah penting, punya kemampuan cepat untuk beradaptasi dengan apapun situasi di lapangan. Seperti kondisi angin dan berat shuttlecock yang lebih berat ketimbang di SEA Games. Termasuk juga tampilan lapangan yang berwarna merah. Tidak hijau seperti biasanya. Â