Meski, sah-sah saja bila menulis di Kompasiana diniatkan untuk mendapatkan tambahan materi. Karena memang Kompasiana memungkinkan untuk tujuan itu. Terpenting, jangan mudah baper (bawa perasaan) bila menulis di Kompasiana.Â
Bila niatnya untuk mendapatkan penghasilan tapi ternyata belum kesampaian, jangan baper lantas berhenti menulis. Ini yang seringkali saya sampaikan ke teman-teman 'pendatang baru' yang awalnya bersemangat mendaftar dan menulis di sini, tetapi sebulan kemudian 'menghilang'.
Karenanya, paling enak sebenrnya diniatkan menulis untuk 'senang-senang'. Bila konsistensi kita dalam menulis selama ini kemudian mendapatkan apresiasi ataupun bonus duit, ya Alhamdulillah. Tapi bila belum, ya jangan kendur semangatnya.
Ah ya, kembali lagi ke Kompasianival. Tulisan singkat Mas Yos Mo di akun media sosialnya itu menurut saya penting. Itu bisa menjadi pengingat bagi kita. Pengingat bahwa Kompasianival bukanlah akhir. Ia bukanlah momentum untuk mengakhiri 'hobi menulis' di Kompasiana.
Toh, seperti esensi hari raya, ia memang datang sekali setahun. Dan, setelah hari rayanya lewat, kita tetap melanjutkan kehidupan sebelum hari raya. Karena saya muslim, ambil contoh Idul Fitri. Sebelum berhari raya, kami berpuasa di bulan Ramadan. Berlatih menumbuhkan kepekaan sosial dan menahan nafsu. Setelah hari raya, karakter baik yang dilatih selama Ramadan, tetap dilanjutkan.
Nah, Kompasianival pun begitu. Tentu saja akan menjadi pengalaman yang luar biasa menyenangkan bila bisa hadir, bertemu, dan ngobrol dengan kawan-kawan Kompasianer di lokasi acara. Itu boleh jadi kenangan seumur hidup. Tetapi yang juga tidak kalah penting, setelah ia berlalu, terpenting adalah terus menulis.
Ya, selamat "berhari raya" bagi para Kompasianer. Selamat berkompasianival. Jangan berhenti menulis. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H