Kemarin, Ruselli mengalahkan Han Yue dua game langsung, 21-18, 21-17 dalam waktu 36 menit. Kemenangan ini membuat Rusellie menyamakan head to head atas Han Yue menjadi 1-1. Sebelumnya, gadis kelahiran Jakarta berusia 21 tahun ini kalah dari Han Yue di Spain Masters 2019.
Memang, Han Yue yang masih berusia 19 tahun, belum setenar Chen Yufei atau He Bing Jiao. Namun, di rangking BWF, runner-up Kejuaraan Dunia junior 2017 dan juara Asia junior 2017 ini masih lebih tinggi dari semua tunggal putri Indonesia.
Han Yue kini menempati rangking 15 dunia. Sementara rangking tertinggi tunggal putri Indonesia, masih di peringkat 23 atas nama Gregoria Mariska. Ruselli malah ada di rangking 35.
Karenanya, kemenangan Ruselli kemarin, pantas disambut sebagai kabar gembira. Jarang-jarang lho pemain kita bisa mengalahkan tunggal putri Tiongkok yang peringkatnya lebih tinggi. Apalagi, tampilnya Ruselli di Hong Kong Open 2019, sejatinya sebagai 'pemain pengganti'. Ia mengisi posisi unggulan 1, pemain asal Taiwan, Tai Tzu-ying yang mundur karena pemulihan cedera.
Namun, kabar gembira itu tentunya diharapkan tidak hanya terjadi di putaran pertama. Ruselli tentunya tidak mau bila kemenanganya atas Han Yue itu dibilang keberuntungan. Apalagi bila dianggap kebetulan. Dia pastinya ingin melangkah jauh di turnamen ini.
Hari ini bertemu "bocah ajaib" asal Korea Selatan
Nah, menariknya, di putaran II yang akan dimainkan Kamis (14/11) nanti, Ruselli akan menghadapi tunggal putri yang tengah menjadi sorotan badminton lovers (BL) dunia, An Se-young. Pemain belia Korea Selatan ini kemarin mengalahkan tuan rumah, Yip Pui Yin 21-9, 21-14.
Di usianya yang masih 17 tahun, An Se-young mampu 'merusak' kenyamanan para tunggal putri top dunia. Akhir Oktober 2019 lalu, dia menjadi juara turnamen French Open Super 750 dengan mengalahkan pemain top Spanyol juara dunia tiga kali dan peraih medali emas Olimpiade 2016, Carolina Marin. Kini, dia menempati rangking 10 dunia. Â Karenanya, para BL menjuluki An sebagai "bocah ajaib"
Menariknya, Ruselli yang kemarin menyelesaikan pertandingan lebih dulu dibandingkan An yang bertanding setelah dirinya, seolah merasa sudah tahu dirinya bakal bertemu An Se-young.
Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, dia menyebut siap menghadapi An Se-young meski lebih suka bila bertemu Yi karena cocok dengan tipikal bermainnya.
"Kalau ketemu An, saya harus siap capek karena bolanya dia tajam-tajam," ujar Ruselli.