Di angka 24, drama kejar-kejaran poin layaknya adu balap mobil di film Fast & Furious itu ternyata belum berakhir. Giliran Hendra/Ahsan yang tak mampu memanfaatkan kesempatan. Mereka sempat unggul dua kali, 25-24 dan 26-25, tapi bisa disamakan.
Lantas, situasi menjadi menegangkan ketika Zhang Nan/Ou unggul 27-26. Dari sini, banyak BL Indonesia yang menonton langsung lewat live streaming, sudah tidak kuat melanjutkan. Mereka memilih menutup live streaming sembari berdoa.
Toh, Hendra/Ahsan sempat menyamakan skor 27-27. Tapi, ganda Tiongkok kembali unggul 28-27. Namun, beberapa detik kemudian, sergapan smash Hendra di depan net, menyamakan skor 28-28. Eh ternyata Zhan Nan langsung membalas dengan smash keras yang mengubah skor jadi 29-28. Satu poin lagi, ganda tuan rumah akan menang.
Namun, dalam situasi menegangkan, ditambah teriakan fans tuan rumah, Hendra/Ahsan tetap kalem. Sebuah smash Ahsan yang mengarah ke badan Ou Xuan, membuat skor sama: 29-29. Artinya, setting poin memasuki sudden death. Tidak berlaku lagi selisih dua poin. Sebab, batas maksimalnya hanya 30 poin. Artinya, siapa yang lebih dulu meraih 30, dia yang akan menang.
Dalam channel Youtube Super Badminton yang menayangkan hasil rekaman penonton dari jarak beberapa meter (dari lapangan), ketika pukulan Ahsan menyamakan skor 29-29, terdengar jelas respons suporter tuan rumah yang tertawa seolah kecewa tapi juga mengagumi bahwa Hendra/Ahsan memang tidak mudah dikalahkan.
Situasi menjadi semakin menegangkan. Belum jelas siapa yang akan menang. Apapun bisa terjadi. Diawali service Hendra ke arah Ou Xuan, sempat terjadi 16 kali adu pukulan. Lantas, Ou melakukan smash nanggung yang langsung dikembalikan Hendra ke pojok lapangan yang tak terjangkau. Senjata makan tuan. Smash itu ternyata mengakhiri perlawanan Zhang Nang/Ou. Hendra/Ahsan menang 30-29 dan lolos ke perempat final.
Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Ahsan menyebut, sepanjang kariernya di bulutangkis, baru pertama ini dirinya dipaksa mengakhiri pertandingan sampai skor 30.
"Tadi sih sudah pasrah ya, karena sudah 29-29, takdirnya menang atau kalah, ya cuma dua itu saja. Sudah unggul jauh tadi, kami kekejar. Di saat kritis tadi, pola pikir diatur juga, ini kan belum game, jadi coba terus," jelas Ahsan.
Sementara Hendra menyebut tidak terkejut bila mendapatkan perlawanan ketat dari ganda Tongkok. Menurutnya, meski pasangan baru, tetapi ganda tuan rumah tersebut memang bagus. "Zhang punya pengalaman dan permainan depannya nge-cover banget. Ou di belakang pun serangannya keras. Jadi memang dua-duanya bagus," ujar Hendra seperti dikutip dari sini.
Indonesia punya 4 wakil di perempat final
Di perempat final yang akan dimainkan Jumat (8/11) siang nanti, Hendra/Ahsan akan bertemu pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang kemarin mengalahkan Fajar/Rian.
Pertemuan Hendra/Ahsan melawan Aaron/Soh ini akan menjadi ulangan final All England Open 2019 pada 10 Maret lalu. Kala itu, Daddies menang rubber game 11-21, 21-14, 21-12 dan meraih gelar pertama BWF World Tour pertama mereka di tahun ini.