Sadio Mane, Roberto Firmino, Andy Robertson, dan Dejan Lovren, hanya duduk manis sepanjang babak pertama. Robertson dan Mane baru dimainkan di menit 75. Sementara Firmino malah dimasukkan menit ke-89. Lovren malah tidak tampil.
Benarkah Klopp lebih memilih fokus di Premier League ketimbang Liga Champions?
Menurut saya kok tidak. Siapa sih pelatih di Eropa yang "tega" menomorduakan Liga Champions. Siapa sih yang tidak ingin mempertahankan gelar sebagai "raja sepak bola Eropa".
Tetapi memang, situasi yang ada, memungkinkan bagi Liverpool untuk mengistirahatkan beberapa pemain inti demi fokus di Liga Inggris. Situasi yang ada, memungkinkan Klopp untuk sejenak lebih mementingkan Liga Inggris.
Klopp pastinya sudah berhitung. Di atas kertas, tanpa berniat meremehkan lawan, Genk masih bisa diatasi meski tanpa memainkan 11 pemain andalannya.Â
Apalagi, kualitas Oxlade Chamberlain dan Naby Keita, tidak beda jauh dengan Henderson ataupun Wijnaldum. Origi juga bisa mengisi posisi Firmino.
Pendek kata, Liverpool diuntungkan. Karena jelang menghadapi big match di Liga Inggris, mereka "hanya" melawan Genk di Liga Champions.Â
Akan beda cerita bila Salah dkk harus menghadapi Napoli. Rasanya Klopp tidak akan berani mengistirahatkan Mane, Firmino, Robertson, dan Henderson dalam waktu bersamaan.
Inilah kejelian Klopp membaca situasi. Dia tahu kapan waktu yang tepat untuk men-charge baterai stamina pemain-pemain andalannya. Jeli karena dia bisa mendapatkan dua tujuan sekaligus.Â
Tujuan pertama untuk mengistirahatkan pemain inti, tercapai. Lalu tujuan kedua untuk memenangi laga dengan beberapa pemain pelapis, juga berhasil.
Kita mungkin berujar, apa yang dilakukan Klopp itu tidak istimewa. Sebab, dengan punya "skuad gemuk" yang kualitas antar pemainnya tidak beda jauh, apa susahnya bagi seorang pelatih untuk mengistirahatkan dua atau tiga pemain dan memberikan kesempatan tampil bagi pemain lainnya?