Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bangunan Sekolah Ambruk, Potret Sedih Dunia Pendidikan Kita

6 November 2019   10:12 Diperbarui: 6 November 2019   17:40 4026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sekolah ambruk (KOMPAS.COM/FARIDA)

Lalu, bagaimana dengan kejadian di Pasuruan? Mengutip pernyataan dari Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Pasuruan AKP Slamet Santoso dari i.news, pihaknya belum bisa memastikan penyebab pasti ambruknya bangunan SD tersebut . Polisi masih fokus untuk mengamankan lokasi kejadian dan menolong para korban.

Apa yang harus dilakukan ke depannya?
Ke depan, kejadian di Pasuruan kemarin, bisa menjadi 'warning sign' bagi para pengajar. Bahwa jika mendapati bangunan sekolah yang dipakai sehari-hari ternyata kondisinya mengkhawatirkan, perlu untuk segera dilaporkan agar segera diperbaiki. Jangan menunggu kejadian baru bereaksi.

Bagaimana bila laporan itu didiamkan?

Tenang. Bukankah sekarang ini sudah bukan lagi eranya berkirim surat lewat "satu pintu". Surat bukan lagi satu-satunya cara menyampaikan aspirasi. Pelaporan kini bisa dilakukan lewat akun media sosial dinas/pemerintah setempat.

Bahkan, bisa me-mention kementerian ataupun pak menterinya. Belum lagi bila dibantu kekuatan netizen negeri +62 yang luar biasa.

Tidak hanya itu, bapak ibu guru maupun anggota komite sekolah, juga bisa ikut memantau proyek renovasi sekolahnya. Bisa melihat bagaimana pihak pelaksana proyek/kontraktornya bekerja.

Bisa juga melihat material yang digunakan. Bila ada temuan janggal, bisa dilaporkan. Ini demi mencegah terulangnya kejadian mengerikan seperti di Pasuruan kemarin.

Dan untuk sekolah yang ambruk seperti di Pasuruan, penting untuk melakukan penyembuhan trauma (trauma healing). Beberapa siswa yang mengalami langsung kejadian tersebut, apalagi terkena reruntuhan bangunan sekolah yang ambruk, tentunya mengalami trauma.

Termasuk para gurunya. Mental mereka perlu segera dipulihkan. Sebab, bagaimanapun, proses belajar mengajar harus jalan terus.

Pada akhirnya, semoga kabar pilu bangunan sekolah ambruk seperti ini, terlebih yang memakan korban jiwa, tidak lagi terjadi. Semoga, semua pihak yang ikut bertanggung jawab dalam perbaikan sekolah, punya semangat besar untuk segera menuntaskan 'pekerjaan rumah' (PR) yang ada. 

PR berupa menuntaskan perbaikan sekolah yang memang harus segera selesai diperbaiki. Namun, segera selesai tentunya tidak lantas mengabaikan kualitas bangunan. Bagaimanapun, kualitas bangunan yang nomor satu. Semuanya demi kenyamanan dan keamanan anak-anak kita dalam menimba ilmu di sekolah. Salam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun