Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Southampton, "Cermin" bagi Sepak Bola Kita

31 Oktober 2019   05:44 Diperbarui: 31 Oktober 2019   05:53 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekan ke-10 Liga Inggris musim 2019/20 yang berlangsung akhir pekan kemarin, menjadi periode menyedihkan bagi suporter Southampton. Mereka sedih. Kecewa. Malu. Fans Southampton terpukul dengan hasil buruk yang diraih tim pujaan mereka.

Awalnya, sebanyak 28.762 fans Southampton yang datang langsung ke St.Mary Stadium, berharap tim kebanggaan mereka akan meraih kemenangan saat menyambut sang tamu, Leicester City.

Mereka berharap Danny Ings dan kawan-kawannya akan tampil habi-habisan untuk menang, demi menjauhkan Southampton dari zona degradasi. Maklum, The Saints---julukan Southampton, tengah dalam situasi gawat. Mereka kini ada di "zona merah". Di posisi 18. Posisi yang merupakan area degradasi.

Namun, yang terjadi sungguh di luar dugaan semua orang yang ada di stadion. Southampton ternyata kalah di rumahnya sendiri. Bahkan, tidak hanya kalah. Southampton dipermalukan Leicester. Gawang mereka jebol sembilan kali. Ya, mereka kalah 0-9 di kandang sendiri!

Skor 0-9 untuk kemenangan tim tamu itu menjadi rekor kekalahan terbesar bagi tim tuan rumah dalam sejarah Liga Inggris yang merupakan salah satu liga tertua di dunia.

Memang, Manchester United juga pernah menang 9-0 atas tamunya, Ispwich pada 1995 lalu. Namun, untuk tim tuan rumah yang kalah separah ini, baru Southampton yang mengalaminya dalam 131 tahun usia Liga Inggris.

Lalu, bagaimana suporter Southampton merespons kekalahan yang bikin hati ambyar itu? Apakah mereka membikin ulah di dalam stadion selepas laga usai?

Siapa sih suporter yang tidak kecewa ketika timnya dibantai di rumahnya sendiri. Bukan hanya kecewa karena mereka sudah mengeluarkan duit untuk membeli tiket guna masuk ke stadion dan menonton laga. Beberapa dari mereka juga pengguna tiket terusan. Mereka kecewa karena rasa kebanggaan kepada tim yang mendadak terkoyak.

Toh, meski kecewa dan marah, mereka masih bisa mengendalikan diri. Tidak kebablasan. Marah dan kecewanya mereka hanya dilampiaskan dengan meninggalkan tribun sebelum pertandingan usai. Di Inggris sana, itu cara suporter untuk menghukum pemain dan klub ketika meraih hasil buruk.

Lalu, apakah mereka (klub Southampton) menuding wasit telah men-dzholimi mereka karena harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-12 usai Ryan Bertrand di kartu merah?

Untuk tahu jawaban-jawaban dari pertanyaaan penasaran ini, saya tertarik melacak bagaimana komentar pelatih Southampton, Ralph Hasenhuttl seusai laga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun