Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Jatuh Bangun Kalahkan Tiongkok, Tiga Gelar Juara Dunia Kini di Depan Mata

13 Oktober 2019   06:35 Diperbarui: 13 Oktober 2019   08:14 2390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daniel Marthin (kanan) dan Leo Rolly, menantang juara dunia 2018 di final/Foto: badmintonindonesia.org

Dalam dunia perbulutangkisan, Tiongkok adalah salah satu "penguasa". Tidak hanya di level senior, tapi juga di level junior. Bahkan, dominasi Tiongkok di level junior, sangat mencolok.

Bayangkan, sejak Kejuaraan Dunia Junior Bulutangkis alias BWF World Junior Championship nomor beregu digelar mulai tahun 2000, Tiongkok sudah 13 kali juara dari 17 kali penyelenggaraan. Artinya, mereka hanya empat kali gagal. 

Dominasi pemain-pemain Tiongkok juga terjadi di nomor individu yang mulai digelar sejak tahun 1992 silam.

Mereka ibarat Mount Everest, puncak tertinggi di Pegunungan Himalaya. Sebab, jika bisa menaklukkan mereka, maka sang penakluk akan berada di puncak tertinggi. Podium juara.

Seperti Everest yang sulit didaki, tim dan pemain-pemain bulutangkis Tiongkok juga sulit ditaklukkan. Untuk mengalahkan mereka, tenaga harus cukup. 

Harus punya cukup persediaan oksigen. Punya skill untuk bertahan dan menyerang. Satu lagi, harus siap jatuh bangun. Bila punya semua itu, Tiongkok akan bisa dikalahkan.

Gambaran susah payah menaklukkan Everest itulah yang diperlihatkan anak-anak muda Indonesia di Kejuaraan Dunia Junior 2019 yang berlangsung di Kazan, Rusia. 

Setelah akhir pekan lalu sukses menjuarai nomor beregu (tim) dengan mengalahkan Tiongkok di final, tadi malam pemain-pemain muda Indonesia kembali menjadi headline.

Ya, Sabtu (12/10) tadi malam, tiga dari empat pemain Indonesia yang tampil di semifinal BWF World Junior Championship 2019 di nomor individu, berhasil melaju ke final. 

Ketiganya berhasil mengalahkan pemain-pemain Tiongkok. Tentu saja, tiket ke final harus diraih lewat perjuangan jatuh bangun karena lawannya memang bukan kaleng-kaleng.

Leo/Indah ke final setelah come back di poin kritis pada game ketiga
Babak semifinal BWF World Junior Championship yang dimulai pukul 13.00 waktu Rusia atau sekitar pukul 19.00 waktu Indonesia, diawali nomor ganda campuran. 

Pasangan ganda campuran Indonesia, Leo Rolly Carnando/Indah Cahya Sari Jamil menghadapi ganda Tiongkok, Jiang Zheng Bang/Li Yi Jing. Unggulan 1 bertemu unggulan 4.

Laga pembuka tapi rasa penutup. Betapa tidak, duel mereka berlangsung sangat ketat dengan durasi 1 jam 10 menit. Dari 10 laga semifinal yang digelar tadi malam, inilah laga dengan durasi paling lama.

Di game pertama, Leo/Indah yang merupakan juara dunia ganda campuran junior 2018, unggul 23-21 setelah memenangi adu setting poin. 

Namun, di game kedua, pasangan Tiongkok "mengamuk". Jiang/Li mendominasi. Mereka menang dengan skor cukup jauh, 21-12. Laga pun harus dilanjutkan di game penentuan.

Di game ketiga, Leo/Indah rupanya belum bisa move on dari performa buruk di game kedua. Zheng/Li hampir selalu unggul dalam perolehan poin. Bahkan, hingga memasuki poin kritis. 

Pasangan Tiongkok ini sempat unggul 19-17. Shuttlecock juga berada di tangan mereka (melakukan service). Artinya, dua poin lagi, mereka menang. Dua angka lagi, Leo/Indah akan tersingkir.

Dalam situasi terjepit, Leo/Indah rupanya sangat paham. Bahwa, dengan sistem reli poin, dua angka bisa diperoleh lawan dengan sangat cepat. Semisal bila mereka gagal mengembalikan servis karena shuttlecock menyangkut di net. Atau bila pengembalian mereka melebar keluar lapangan.

Yang terjadi, Leo/Indah bermain sempurna di akhir game ketiga ini. Sebuah smash Leo ke pojok lapangan, berhasil memangkas jarak poin menjadi 18-19. Anak muda kelahiran Klaten ini pun berteriak kegirangan.

Tahu akan terkejar, pasangan Tiongkok lantas menyerang membabi buta. Namun, Leo/Indah memperlihatkan defence luar biasa. Mereka mau jatuh bangun di lapangan. Hingga, sebuah dropshot tipis Indah di depan net, tak bisa dijangkau pasangan Tiongkok. Skor pun menjadi sama, 19-19.

Leo/Indah rupanya tak mau berhenti meraih poin. Mereka rupanya enggan beradu setting poin seperti di game pertama. Lantas, sebuah pukulan drive Indah gagal dikembalikan Li. Shuttlecock keluar. Leo/Indah pun berbalik unggul 20-19. Match point untuk mereka.

Leo dan Indah, come back di poin kritis dan lolos ke final/Foto: badmintonindonesia.org
Leo dan Indah, come back di poin kritis dan lolos ke final/Foto: badmintonindonesia.org

Cerita berikutnya adalah performa keren Indah yang membuat kita kembali teringat pada sosok legenda ganda campuran, Liliyana Natsir. Kebetulan, keduanya sama-sama berasal dari Pulau Sulawesi. Liliyana dari Manado sementara, Indah yang baru berusia 17 tahun berasal dari Makassar.

Ya, di poin penentu apakah akan menang atau malah terjadi setting poin (deuce), Indah melakukan service. Shuttlecock dikembalikan Jiang dan, tanpa diduga, Indah mengembalikan shuttlecock ke pojok lapangan yang menipu pasangan Tiongkok. 

Keduanya hanya bisa melongo melihat shuttlecock mendarat di area kosong dalam lapangan.

Luar biasa. Dari tertinggal 17-19, Leo/Indah mendapatkan empat poin beruntun dalam situasi kritis. Pasangan didikan PB Djarum ini pun menang 21-19 dan berhak lolos ke final.

Menariknya, di final yang akan dimainkan Minggu (13/10), mereka akan kembali bertemu pasangan Tiongkok, Feng yan Zhe/Lin Fang Ling. Pasangan Tiongkok unggulan 2 ini menang straight game atas wakil Thailand. 

Pertemuan Leo/Indah melawan Feng/Lin ini akan menjadi ulangan final Kejuaraan Asia Junior 2019 di Suzhou, Tiongkok pada Juli lalu. Kala itu, Leo/Indah berhasil menang rubber game.

"Kami sudah sering ketemu, besok harus lebih yakin, jangan ragu-ragu. Pemain Tiongkok kurang lebih sama tipe mainnya. Servisnya tipis dan pembukaannya bagus-bagus," ujar Leo soal laga final seperti dikutip dari https://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/8543.

Ganda putri berpeluang juara dunia untuk kali pertama
Leo dan Indah tidak sendirian tampil final. Usai tunggal putra, Yonathan Ramlie terhenti setelah dikalahkan juara bertahan dari Thailand, Kunlavut Vitidsarn 11-21, 10-21, kabar bagus datang dari ganda putri.

Ya, pasangan ganda putri Indonesia, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, juga bablas ke final. Tadi malam, Ana/Amalia memperlihatkan daya juang luar biasa saat mengalahkan ganda Tiongkok unggulan 2, Li Yi Jing/Luo Xu Min. Ana/Amalia yang menjadi unggulan 3, bahkan bisa menang straight game.

Unggul 21-17 di game pertama, Ana/Amalia tidak goyah ketika di game kedua, pasangan Tiongkok terus menyerang demi memaksakan rubber game. Di ujung game kedua, sempat terjadi adu setting poin ketika poin sama 20-20. 

Nah, ketika poin 21-21, Ana/Amalia berhasil mendapatkan dua poin beruntun yang membawa mereka ke final. Dua pukulan drive dari Amalia dan Ana, berbuah poin 22 dan 23. Mereka menang 23-21 dan lolos ke final.

Pencapaian Ana/Amalia ini sungguh luar biasa. Mereka kini berpeluang menjadi ganda putri pertama Indonesia yang bisa menjadi juara di ajang BWF World Junior Championship.

Namun, Ana/Amalia harus kembali bersua ganda putri Tiongkok di final. Yakni, pasangan Lin Fang Ling/Zhou Xin Ru. Tadi malam, ganda Tiongkok unggulan 4 ini menang rubber game atas pasangan Jepang lewat rubber game 21-7, 16-21, 21-17 dalam waktu 61 menit.

Dalam wawancara dengan Badminton Indonesia, Febriana mengatakan, kunci kemenangan mereka karena membatasi bermain reli. Mereka bermain bola-bola drive. Di final, Amalia menyebut mau lawan siapa saja di final, mereka siap.

"Kami seneng banget bisa ke final, terharu. Tapi masih ada tugas, harus lebih semangat lagi di final. Mau lawan yang mana saja kami siap. Kalau pasangan Tiongkok, kurang lebih mainnya sama dengan lawan kami hari ini, banyak main drive," ujar Amalia

Leo/Daniel tantang juara dunia 2018 di final
Indonesia mengirimkan wakil ketiganya di final setelah pasangan ganda putra, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, menang meyakinkan atas ganda Tiongkok, Dai En Yi/Feng yan Zhe. 

Leo/Daniel yang menjadi unggulan 2, hanya butuh waktu 37 menit untuk mengalahkan ganda Tiongkok unggulan 3 tersebut lewat kemenangan straight game 21-15, 21-10.

Leo memang bermain rangkap di ganda campuran dan ganda putra. Toh, dia tetap tampil maksimal. Bersama Daniel, mereka tampil luar biasa. Mereka bermain menyerang. 

Bahkan, beberapa netizen yang berkomentar di kolom komentar akun Instagram Badmintalk_com, menyebut seperti melihat gabungan Minnions (Marcus Gideon/Kevin Sanjaya) dan Daddies (Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan) di lapangan.

Leo/Daniel kini berpeluang mengakhiri dahaga gelar ganda putra di Kejuaraan Dunia junior. Kali terakhir ganda putra Indonesia juara di BWf World Junior Championship, terjadi pada tahun 1992 silam lewat Budi Santoso/Kusno.

Daniel Marthin (kanan) dan Leo Rolly, menantang juara dunia 2018 di final/Foto: badmintonindonesia.org
Daniel Marthin (kanan) dan Leo Rolly, menantang juara dunia 2018 di final/Foto: badmintonindonesia.org

Namun, Leo/Daniel harus lebih dulu melewati ganda kuat Tiongkok lainnya. Ya, mereka akan bertemu unggulan 1 yang juga juara dunia junior 2018, Di Zi Jian/Wang Chang. Tadi malam, Di Zi/Wang mengalahkan ganda Jepang, Takuma Kawamoto/Tsubasa Kawamura 21-11, 21-18.

Ini akan menjadi ulangan final Kejuaraan Asia Junior 2019 di Suzhou, Tiongkok pada Juli lalu. Kala itu, Leo/Daniel mampu mengalahkan sang juara dunia 2018 itu di kandangnya sendiri. Mereka menang rubber game 21-9, 15-21, 21-19. Bagaimana kali ini?

Lima laga final Kejuaraan Dunia Junior 2019 akan digelar Minggu (13/10) mulai pukul 13.00 waktu Rusia atau pukul 19.00 waktu Indonesia. 

Laga final dibuka oleh nomor ganda campuran. Leo dan Indah akan tampil perdana. Disusul dua nomor tunggal. Lantas, Febriana/Amalia akan tampil di laga keempat. Dan, duel Leo/Daniel melawan Di Zi/Wang akan menjadi puncak final.

Sebagai pecinta bulu tangkis, tentu saja saya berharap Indonesia bisa membawa pulang tiga medali emas. Tiga gelar juara dari nomor individu. 

Bila seperti itu, BWF World Junior Championship nomor individu kali ini, akan menjadi yang terbaik bagi Indonesia sejak pertama digelar pada 1992 silam. Apalagi, Indonesia sudah jadi juara di nomor beregu.

Selamat berjuang anak-anak muda. Semoga bisa tampil maksimal di final. Semoga bisa juara. Salam bulu tangkis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun