Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Di Rusia, Empat Wakil Indonesia "Mengejar Final" Kejuaraan Dunia Junior 2019

12 Oktober 2019   06:56 Diperbarui: 12 Oktober 2019   07:34 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda campuran Indonesia, Leo Rolly/Indah Cahya Sari Jamil, memburu gelar juara dunia junior 2019 di Rusia. Hari ini, mereka akan tampil di semifinal/Foto: BadmintonIndonesia.org

Perjuangan pebulutangkis-pebulutangkis muda Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia Junior (BWF World Junior Championship 2019) yang berlangsung di Kota Kazan, Rusia, masih terus berlanjut. Lho, bukannya tim bulutangkis junior Indonesia sudah berhasil menjadi juara dunia usai mengalahkan tim Tiongkok 3-1 di final pada Sabtu (5/10) lalu.

Memang benar. Akhir pekan lalu, tim bulutangkis junior Indonesia memang berhasil menjadi juara dunia untuk kali pertama setelah menunggu selama 19 tahun. Benar, tim Indonesia akhirnya berhasil membawa pulang Piala Suhandinata Cup--nama lain dari kejuaraan ini--sejak kali pertama digelar pada tahun 2000 silam . Namun, perjuangan belum selesai.

Sebab, BWF World Junior Championship memang mempertandingkan dua nomor. Selain nomor beregu, juga ada nomor perorangan. Dalam bahasa resmi BWF, ada Team Tournament, dan ada Individual Tournament. 

Nah, untuk Individual Tournament yang mempertandingkan lima nomor, yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran, dimulai pada Senin (7/10) lalu.

Indonesia punya empat wakil di semifinal
Hari ini, Sabtu (12/10), turnamen grade 1 (level teratas) dalam kalender event BWF ini akan memasuki babak semifinal yang tentu saja menentukan sekaligus menegangkan. Lalu, bagaimana hasil yang dicapai pemain-pemain muda Indonesia?

Kabar bagusnya, Indonesia masih punya empat wakil/pemain yang akan tampil di babak semifinal. Yakni, pasangan ganda campuran, Leo Rolly Carnando/Indah Cahya Sari Jamil, tunggal putra Yonathan Ramlie, ganda putra Leo Rolly/Daniel Marthin, serta ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Chaya Pratiwi.

Nah, hari ini, mulai pukul 13.00 waktu Rusia atau sekitar pukul 19.00 waktu Indonesia, mereka akan kembali turun ke lapangan untuk berjuang merebut tiket ke final.

Sebenarnya, pada Jumat (11/10) kemarin, masih ada sembilan (9) pemain Indonesia yang tampil di babak perempat final. Semua nomor masih punya perwakilan. Namun, seperti seleksi penerimaan calon pegawai negeri yang tidak semuanya bisa masuk, ada lima pemain tereliminasi.

Dikutip dari bwfbadminton.com, Leo/Rolly yang bermain di pertandingan pertama, berhasil mengalahkan pasangan Hongkong, Lui Chun Wai/Leung Sze Lok. Leo/Indah yang merupakan 'juara bertahan' dan juga menjadi unggulan 1, sempat kesulitan di game pertama. 

Mereka beberapa kali tertinggal dalam perolehan poin. Namun, mental juara bicara. Mereka akhirnya menang lewat adu setting point, 22-20. Di game kedua, mereka sudah tahu 'jalannya' sehingga menang dengan skor cukup jauh, 21-11.

Lantas, Leo yang bermain di dua nomor, kembali tampil bersama Daniel Marthin di ganda putra pada pertandingan kesembilan. Keduanya melenggang mudah ke semifinal setelah mengandaskan ganda putra Inggris, Rory Easton/Ethan Van Leeuwen. Leo/Daniel yang merupakan juara Asia 2019, menang straight game 21-13, 21-11 hanya dalam 23 menit.

Tunggal putra tinggal satu wakil, tunggal putri habis
Pertandingan yang paling ditunggu, tersaji di sektor tunggal putra. Saat Bobby Setiabudi dari Indonesia, menghadapi juara dunia 2017 dan 2018 dari Thailand, Kunlavut Vitidsarn. Keduanya pernah bertemu di babak semifinal turnamen beregu. Kala itu, Bobby menang rubber game atas Kunlavut. Kemenangan itulah yang menjadi pijakan penting tim Indonesia bisa lolos ke final.

Sayangnya, di turnamen individu, ceritanya berbeda. Kali ini, Bobby yang kalah rubber game dari Kunlavut. Sempat menang 21-17 di game pertama, Bobby kalah 16-21 di game kedua. Laga pun berlanjut ke game ketiga. Di game penentuan ini, Kunlavut yang tidak mau dipecundangi Bobby dua kali, 'mengamuk'. Dia menang dengan margin poin cukup jauh, 21-14.

Untungnya, Indonesia masih punya perwakilan di tunggal putra. Yonathan Ramlie lolos ke semifinal setelah mengalahkan pemain Malaysia, Shahyar Shaqeem lewat rubber game ketat selama 1 jam 4 menit. Yonathan menang dramatis 21-19 di game penentuan. Sebelumnya, dia menang 21-16 di game pertama dan kalah 17-21 di game kedua.

Sayangnya, di semifinal nanti, Indonesia tidak punya wakil di nomor tunggal putri. Tadi malam, dua tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani dan Stephanie Widjaja, terhenti di perempat final.  

Putri Kusuma yang tampil apik di turnamen beregu dan menjadi penyumbang poin bagi Indonesia di final, tampil kurang maksimal di nomor individu. Putri kalah dari pemain Jepang, Riko Gunji. Sementara Stephanie takluk dari pemain Tiongkok, Zhou Meng.

Unggulan 1 kandas, ganda putri tersisa satu wakil
Kabar kurang menggembirakan juga terjadi di sektor ganda putri. Pasangan Indonesia, Melani Mamahit/Tryola Nadia yang menjadi unggulan 7, takluk dari pasangan Tiongkok unggulan 2, Li Yi Jing/Luo Xu Min. Melani/Tryola kalah dengan skor identik, 13-21, 13-21.  

Namun, kabar paling menyesakkan adalah kandasnya pasangan Nita Violina Marwah/Putri Syaikah. Ganda putri Indonesia yang menjadi unggulan 1 dan diharapkan jadi juara dunia, justru gagal lolos ke semifinal.

Nita/Putri tidak tampil maksimal. Mereka kalah dari ganda putri Jepang, Kaho Osawa/Hinata Suzuki, 16-21, 19-21. Padahal, pasangan Jepang tersebut 'hanya' unggulan ke-13.

Jadi unggulan 1, Nita (depan)/Putri, malah tidak tampil maksimal. Mereka terhenti di perempat final/Foto: badmintonindonesia.org
Jadi unggulan 1, Nita (depan)/Putri, malah tidak tampil maksimal. Mereka terhenti di perempat final/Foto: badmintonindonesia.org
Dikutip dari badmintonindonesia.org, Nita Violina mengaku sangat kecewa dengan kekalahan tersebut. Sebab, mereka sangat berharap bisa memenangi gelar di Kejuaraan Dunia Junior alias World Junior Championship di tahun ini. Namun, pertahanan mereka mudah ditembus. Sementara serangan-serangan mereak sulit menembus pertahanan ganda Jepang.

"Kami berharap banget di WJC kali ini bisa ambil gelar,Tapi masuk semifinal saja enggak. Masih banyak yang perlu diperbaiki, baik teknik maupun non teknik harus lebih dimatangin lagi," kata Nita dikutip dari https://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/8540.

Tetapi memang, kekalahan ini seperti menjadi klimaks dari penampilan kurang maksimal Nita/Putri di kejuaraan dunia junior tahun ini. Sebelumnya, ketika tampil di nomor beregu, di luar dugaan, mereka juga kalah dari pasangan Thailand di semifinal. Padahal, Nita/Putri yang tampil di pertandingan keempat, diharapkan menang untuk menuntaskan perlawanan Thailand.

Karenanya, keputusan PBSI untuk 'memisahkan mereka' di final dengan memainkan Putri berpasangan dengan Febriana Dwipuji Kusuma, sungguh tepat. Sebab, keputusan itulah yang akhirnya berbuah gelar juara dunia.

Kabar bagusnya, Indonesia masih punya wakil ganda putri di babak semifinal. Febriana yang berpasangan dengan Amalia Cahaya Pratiwi, menjadi harapan terakhir Indonesia di sektor ganda putri.

Bermain di jam terakhir, Febriana/Amalia yang menjadi unggulan 3, berhasil mengalahkan ganda putri Jepang, Atsumi Miyazaki/Chihiro Uchiyama lewat rubber game ketat nan melelahkan.

Menang lewat adu setting poin 24-22 di game pertama, Febriana/Amalia kalah 17-21 di game kedua. Di game penentuan, ketenangan Febriana seperti yang ia perlihatkan di babak final turnamen beregu, kembali menjadi penentu.

Ana yang delapan bulan lebih tua, mampu membimbing Amalia. Mereka pun menang 21-17. Laga rubber game itu berlangsung 1 jam 24 menit dan menjadi pertandingan terlama di babak perempat final kemarin.

Lalu, bagaimana peluang pemain-pemain muda Indonesia di semifinal?
Tidak akan mudah bagi mereka untuk lolos ke final. Sebab, Leo/Indah dan kawan-kawan akan menghadapi lawan-lawan berat di semifinal. Tapi ya, namanya babak semifinal, tentu lawannya berat. Kalau lawannya mudah itu namanya babak penyisihan.

Di semifinal nanti, Leo Rolly/Indah akan bertemu pasangan Tiongkok unggulan 4, Jiang Zhen Bang/Li Yi Jing. Sama dengan Leo, Li Yi Jing juga bermain rangkap. Selain di nomor ganda campuran, dia juga tampil di nomor ganda putri.

Pertandingan semifinal ganda campuran lainnya mempertemukan ganda Thailand, Ratchapol Makkasasithorn/Benyapa Aimsaard melawan ganda Tiongkok, Feng Yan Zhe/Lin Fang Ling yang merupakan unggulan 2.

Di atas kertas, Leo/Indah dan Feng/Lin, diunggulkan bisa lolos ke final. Itu akan menjadi ulangan final Kejuaraan Asia 2019 di Suzhou, Tiongkok pada Juli lalu yang dimenangi dramatis oleh Leo/Indah. Keduanya juga sudah bertemu di pertandingan final turnamen beregu. Lagi-lagi, Leo/Indah berhasil menang. 

Sementara Yonathan Ramlie akan bertemu Kunlavut Vitidsarn, sang juara bertahan. Menarik ditunggu, 'jurus' apakah yang akan dipakai Yonathan untuk menghentikan anak muda Thailand itu.

Tentu saja, Kunlavut lebih diunggulkan. Dia kini berambisi lolos ke final dan mewujudkan mimpi menjadi pemain pertama yang juara dunia junior tiga kali beruntun di sektor tunggal putra. Mungkinkah Yonathan bisa membuat kejutan? 

Dikutip dari badmintonindonesia.org, Yonathan mengaku tidak menyangka bisa lolos ke semifinal merujuk prestasinya dari awal tahun yang kurang bagus. Namun, dia menyebut siap menghadapi Kunlavut. Dia percaya diri setelah berhasil mengalahkan unggulan 3 dari Tiongkok, Liu Liang di putaran IV. 

"Dia (Kunlavut) pemain yang lebih matang, lebih banyak pengalaman. Besok saya harus mau ngadu dan lebih tahan lagi. Mudah-mudahan hasilnya bisa lebih baik dari semifinal," ujar Yonathan dikutip dari https://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/8539.

Di ganda putri, Febriana/Amalia akan menghadapi lawan berat, yakni ganda Tiongkok unggulan 2, Li Yi Jing/Luo Xu Min. Febriana pastinya penasaran ingin lolos ke final. Di Kejuaraan Dunia junior tahun lalu, Febriana yang berpasangan dengan Ribka Sugiarto, terhenti di babak semifinal.

Dengan kondisi fisik yang akan lebih bugar dari lawan dikarenakan Li Yi Jing akan lebih dulu bermain di sektor ganda campuran, Febriana/Amalia seharusnya punya peluang untuk lolos ke final. Mereka pastinya sudah menyiapkan strategi untuk 'menguras' fisik lawan.

Laga semifinal akan ditutup dengan penampilan ganda putra Indonesia, Leo Rolly/Daniel Marthin. Leo/Daniel yang menjadi unggulan 2, akan menghadapi ganda Tiongkok unggulan 3, Dai En Yi/Feng Yan Zhe.

Keberhasilan lolos ke semifinal menjadi bukti bahwa Leo/Daniel memperlihatkan kemajuan pesat. Di Kejuraan Dunia junior tahun lalu, keduanya terhenti di putaran IV sehingga gagal lolos ke perempat final. 

Bahkan, tahun ini, pada Juli lalu, Leo/Daniel menjadi juara di Kejuaraan Asia junior 2019 dengan mengalahkan ganda juara dunia junior 2018 asal Tiongkok, Di Zijian/Wang Chang.

Menariknya, Di Zijian/Wang Chang yang menjadi unggulan 1, juga lolos ke semifinal. Mereka akan menghadapi ganda Jepang, Takuma Kawamoto/Tsubasa Kawamura. Bukan tidak mungkin, ulangan final Kejuaraan Asia Junior 2019 akan terulang. Leo/Daniel akan kembali melawan Di Zijian/Wang Chang.

Pada akhirnya, semoga malam nanti, akan ada banyak kabar bagus dari Kazan. Semoga empat wakil Indonesia yang tampil di babak semifinal, semuanya bisa lolos ke final. Semoga saja, Kazan kembali 'ramah' kepada pemain-pemain Indonesia. Semoga. Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun