Karenanya, keputusan PBSI untuk 'memisahkan mereka' di final dengan memainkan Putri berpasangan dengan Febriana Dwipuji Kusuma, sungguh tepat. Sebab, keputusan itulah yang akhirnya berbuah gelar juara dunia.
Kabar bagusnya, Indonesia masih punya wakil ganda putri di babak semifinal. Febriana yang berpasangan dengan Amalia Cahaya Pratiwi, menjadi harapan terakhir Indonesia di sektor ganda putri.
Bermain di jam terakhir, Febriana/Amalia yang menjadi unggulan 3, berhasil mengalahkan ganda putri Jepang, Atsumi Miyazaki/Chihiro Uchiyama lewat rubber game ketat nan melelahkan.
Menang lewat adu setting poin 24-22 di game pertama, Febriana/Amalia kalah 17-21 di game kedua. Di game penentuan, ketenangan Febriana seperti yang ia perlihatkan di babak final turnamen beregu, kembali menjadi penentu.
Ana yang delapan bulan lebih tua, mampu membimbing Amalia. Mereka pun menang 21-17. Laga rubber game itu berlangsung 1 jam 24 menit dan menjadi pertandingan terlama di babak perempat final kemarin.
Lalu, bagaimana peluang pemain-pemain muda Indonesia di semifinal?
Tidak akan mudah bagi mereka untuk lolos ke final. Sebab, Leo/Indah dan kawan-kawan akan menghadapi lawan-lawan berat di semifinal. Tapi ya, namanya babak semifinal, tentu lawannya berat. Kalau lawannya mudah itu namanya babak penyisihan.
Di semifinal nanti, Leo Rolly/Indah akan bertemu pasangan Tiongkok unggulan 4, Jiang Zhen Bang/Li Yi Jing. Sama dengan Leo, Li Yi Jing juga bermain rangkap. Selain di nomor ganda campuran, dia juga tampil di nomor ganda putri.
Pertandingan semifinal ganda campuran lainnya mempertemukan ganda Thailand, Ratchapol Makkasasithorn/Benyapa Aimsaard melawan ganda Tiongkok, Feng Yan Zhe/Lin Fang Ling yang merupakan unggulan 2.
Di atas kertas, Leo/Indah dan Feng/Lin, diunggulkan bisa lolos ke final. Itu akan menjadi ulangan final Kejuaraan Asia 2019 di Suzhou, Tiongkok pada Juli lalu yang dimenangi dramatis oleh Leo/Indah. Keduanya juga sudah bertemu di pertandingan final turnamen beregu. Lagi-lagi, Leo/Indah berhasil menang.Â
Sementara Yonathan Ramlie akan bertemu Kunlavut Vitidsarn, sang juara bertahan. Menarik ditunggu, 'jurus' apakah yang akan dipakai Yonathan untuk menghentikan anak muda Thailand itu.
Tentu saja, Kunlavut lebih diunggulkan. Dia kini berambisi lolos ke final dan mewujudkan mimpi menjadi pemain pertama yang juara dunia junior tiga kali beruntun di sektor tunggal putra. Mungkinkah Yonathan bisa membuat kejutan?Â