Chelsea sempat 'puasa kemenangan' di awal musim
Nah, keraguan terhadap Chelsea dan Lampard itu seolah langsung menemukan pembenaran di pekan pertama Premier League 2019/20. Ketika Chelsea dihajar 0-4 oleh Manchester United di Old Trafford pada 11 Agustus. Kekalahan telak yang mengirim Chelsea di dasar klasemen itu membuat para peragu Chelsea merasa benar.
Padahal, bila melihat pertandingan di Old Trafford itu (bukan hanya skor akhir), permainan Chelsea sejatinya tidak buruk-buruk amat. Sebelum dihukum penalti, Chelsea menguasai pertandingan. Mereka menciptakan banyak peluang di awal pertandingan.
Tiga hari kemudian, Chelsea tampil di Piala Super Eropa melawan tim juara Liga Champions, Liverpool. Memang, Chelsea kembali takluk. Kali ini lewat adu penalti 5-4 setelah bermain 2-2. Namun, mereka tampil mengejutkan. Bahkan, mengejutkan Liverpool yang memang diprediksi jadi juara. Pendek kata, penampilan Chelsea menuai pujian banyak pundit.
Toh, fans Chelsea benar-benar diuji kesabarannya demi melihat timnya meraih kemenangan pertama di era Lampard. Di pekan kedua Liga Inggris atau laga ketiga resmi Lampard bersama Chelsea, lagi-lagi kemenangan itu belum datang. Meski unggul lebih dulu, Chelsea harus puas bermain 1-1 dengan tamunya, Leicester City.
Namun, dari situ, saya meyakini, bahwa Chelsea akan baik-baik saja di musim 2019/20 ini. Fans Chelsea tak perlu khawatir. Sebab, meski belum menang, tapi penampilan Chelsea jauh dari kata buruk.Â
Malah, Frank Lampard seperti sudah punya 'jurus' demi membawa The Blues tetap berada di 'habitatnya'. Di papan atas Liga Inggris. Â Jurus itu terlihat dari bagaimana Lampard menurunkan 11 pemain pilihannya di lapangan.
Lampard berani memainkan pemain-pemain muda yang ternyata tampil dashyat
Salah satu 'jurus' Lampard adalah keberaniannya menampilkan pemain-pemain muda yang dicomot dari akademi klub. Beberapa dari mereka sempat dipinjamkan ke klub lain. Sebut saja bek Fikayo Tomori (19 tahun), gelandang Mason Mount (20 tahun) dan penyerang Tammy Abraham (21 tahun). Ketiganya berkewarganeraan Inggris.
Lampard berani memainkan mereka sebagai pemain inti. Demi memainkan Abraham, dia bahkan menepikan penyerang kenyang pengalaman, Olivier Giroud. Malah, Christian Pulisic yang sempat digadang-gadang jadi penerus Hazard juga dicadangkan. Dia juga menepikan Matteo Kovacic demi memberi tempat untuk Mason Mount.