Menengok kiprah ganda putri Indonesia sekarang ini membuat kita terkadang mengelus dada. Prihatin. Kita sejatinya punya banyak ganda putri. Namun, mereka ibarat buih di lautan. Sekadar ada, lantas menghilang. Banyak tapi tak mampu memberi makna besar.
Bila kita tengok, kita seperti hanya memiliki pasangan Greysia Polii/Apriani Rahayu yang benar-benar bisa bersaing di pentas dunia. Sementara pasangan lainnya sekadar tampil sebagai penggembira. Karenanya, Greysia/Aori seperti selalu 'sendirian', tanpa kawan.
Faktanya, selama ini belum pernah terjadi, Greysia/Apriani bertemu dengan sesama ganda putri Indonesia di babak final turnamen BWF World Tour. Berbeda dengan ganda putra yang beberapa kali memanggungkan final berjudul "duel sesama pemain Indonesia".
Mengapa bisa begitu? Karena kita 'miskin regenerasi' di ganda putri. Bukan miskin kuantitas. Tapi kualitas. Kalau kuantitas sih banyak, tapi yang benar-benar berkualitas itu yang belum banyak.
Bandingkan dengan Jepang yang punya kuantitas dan kualitas. Mereka punya banyak ganda putri yang berkelas dunia. Bahkan, tiga ganda putri Jepang kini ada di rangking tiga besar dunia. Karena itu, pelatih Jepang bolak-balik 'duduk manis sambil ngopi' di final sembari melihat dua ganda putri mereka bermain berebut gelar.
Tiongkok dan Korea Selatan kini juga berlomba meregenerasi sektor ganda putri. Setidaknya, mereka kini punya dua pasangan yang acapkali tampil di babak penting turnamen BWF World Tour.
Siluet regeneasi di ganda putri dari Taiwan Open
Toh, kita tidak boleh berhenti berharap. Kita harus percaya, Indonesia sejatinya punya banyak bibit berkualitas. Tinggal bagaimana PBSI terus memoles mereka mereka. Salah satu cara tentunya dengan rutin mengirim ganda putri muda kita untuk tampil di turnamen internasional.
Nah, petang kemarin, kabar bagus datang dari turnamen Chinese Taiwan Open (Taiwan) Open 2019. Pasangan ganda putri muda Indonesia, Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Ribka Sugiarto, membuat kejutan hebat.
Siti Fadia dan Ribka yang baru tahun ini dipasangkan, berhasil lolos ke babak semifinal turnamen BWF World Tour level Super 300 ini. Mereka berhasil memulangkan ganda putri top Korea Selatan, Lee So-hee/Shin Seung-chan lewat kemenangan rubber game 21-19, 13-21, 21-17 selama selama 59 menit seperti dikutip dari twitter.com/inabadminton.
Lee So-hee/Shin Seung-chan merupakan salah satu ganda putri top Korsel. Bulan lalu, mereka ada di rangking 7 dunia. Keduanya pernah meraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 2014. Mereka juga runner-up BWF World Tour Finals 2018 lalu. Tahun 2018 lalu mereka juga jadi juara di Fuzhou China Open Super 750.
Karenanya, bagi Siti Fadia yang baru berusia 18 tahun dan Ribka Sugiarto yang kini berusia 19 tahun, kemenangan atas ganda putri Korea Selatan tersebut menjadi prestasi hebat.
Bagamana tidak hebat, lha wong Siti dan Ribka yang kini ada di rangking 143 dunia, bisa mengalahkan ganda putri rangking top 10 dunia.
Prestasi Siti/Agatha yang sama-sama berasal dari klub Djarum Kudus, sebenarnya cukup mengkilap. Mereka meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia yunior 2018 dan Kejuaraan Asia yunior 2018. Mereka bahkan pernah ada di rangking 28 dunia. Namun, Agatha lantas mengalami cedera sehingga Siti ditandemkan dengan Ribka. Â
Sementara pencapaian Ribka juga tidak kalah cemerlang. Bersama Febriana Dwipuji Kusuma, Ribka menjadi juara Asia Junior Championship junior pada 2018 lalu. Tahun 2017, Ribka juga menjadi runner-up Kejuaraan Dunia Junior bersama Jauza Fadhilah Sugiarto. Â
Kini, Siti Fadia dan Ribka Sugiarto mencoba mengukir prestasi bersama. Andai lolos ke final Taiwan Open 2019, itu akan menjadi pencapaian perdana bagi Siti/Ribka di tahun ini.
Nah, untuk mencapai final, Siti/Ribka harus kembali membuat kejutan. Di semifinal yang dimainkan hari ini, mereka akan kembali berjumpa ganda putri Korsel. Mereka akan menghadapi unggulan 3, Kim So-yeong/Kong Hee-yong. Tahun ini, Kim/Kong sudah meraih tiga gelar di Spain Masters, New Zealand Open, dan Japan Open.
Potensi "All Indonesian Final" di ganda putri
Seperti kemarin, mungkin tidak banyak orang yang memprediksi Siti dan Ribka bisa mengalahkan Lee So-hee/Shin Seung-chan. Toh mereka bisa membuat kejutan. Di semifinal kali ini, mereka juga akan dianggap inferior merujuk pencapaian Kim So-yeong dan Kong Hee-yong di tahun ini. Namun, siapa tahu, Siti dan Ribka kembali tampil mengejutkan.
Nah, andai mereka bisa lolos ke final, sangat mungkin, final ganda putri Taiwan Open 2019 akan mempertemukan dua pasangan Indonesia. Ya, Gresia/Apriani juga berpeluang tampil di final.
Kemarin, Greysia/Apri yang menjadi unggulan pertama, lolos ke semifinal usai mengalahkan ganda putri Jepang, Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata dua game langsung 21-14, 21-16 dalam 43 menit.
Greysia/Apri memang sudah tahu cara mengalahkan ganda Jepang tersebut. Sebab, mereka sudah pernah menghadap ganda Jepang tersebut dan unggul head to head 2-0. Pertemuan terakhir mereka terjadi pada Blibli Indonesia Open 2019, Greysia/Apriyani menang 21-15, 21-16.
"Kami sudah pernah berhadapan sebelumnya, jadi sudah mempelajari pola permainan mereka. Kuncinya lebih tenang, fokus poin per poin. Mau kami lebih unggul pun nggak boleh sampai lengah," ujar Apriani dikutip dari https://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/8393.
Â
Di semifinal, Greysia/Apriyani akan berhadapan dengan ganda putri Thailand, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai (Thailand). Greysia/Apri yang baru saja meraih medali perunggu kejuaraan Dunia 2019 berpeluang menang.
Ya, di atas kertas, Greysia/Apriyani yang kini menempati rangking 5 dunia, seharusnya bisa lolos ke final. Sebab, dalam empat perjumpaan sebelumnya, mereka unggul head to head 4-0 dari ganda putri Thailand rangking 11 dunia tersebut.
Andai dua ganda putri Indonesia bisa tampil di final, itu akan menjadi pelipur lara kegagalan tunggal putri. Sebelumnya, dua tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska dan Fitriani, juga berpeluang tampil di final. Namun, yang terjadi, mereka terhenti di perempat final.
Gregoria dikalahkan pemain senior Korsel, Sung Ji Hyun lewat rubber game. Padahal, dia sempat unggul telak 21-7 di game pertama. Namun, dia kemudian kalah 13-21, 19-21. Sementara Fitriani kalah dari pemain tak terkenal Thailand, Supanida Katethong 13-21, 19-21.
Hasil buruk juag terjadi di ganda putra. Pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang diharapkan bisa juara karena menempati unggulan 1, justru terhenti di babak perempat final. Fajar/Rian yang baru saja meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia, kalah rubber game dari pasangan baru Denmark, Mathias Boe/Mads Conrad-Petersen 16,21, 21-19, 17-21. Dengan begitu, Indonesia tanpa wakil di semifinal ganda putra.
Total, Indonesia hanya punya empat wakil di semifinal Taiwan Open 2019. Selain dua pasangan ganda putri, juga ada Shesar Hiree Rhustavito di tunggal putra dan pasangan ganda campuran, Hafiz Faizal/Gloria Widjaja.
Tentu saja, akan menyenangkan bila melihat mereka semuanya bisa lolos ke final. Namun, nilainya akan lebih luar biasa bila ganda putri Indonesia bisa menciptakan final sesama Indonesia. Final antara Greysia/Apriani melawan yuniornya, Siti Fadia/Ribka.
Bila itu terjadi, kita boleh berharap regenerasi di ganda putri akan cerah di masa depan. Meski, perjalanan masih akan sangat panjang. Mengutip kalimat warganet di akun Instagram badmintalk_com, "setitik harapan regenerasi WD yang mandek, mulai tampak walau baru siluet". Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H