Andai Yeo dan Loh mampu terus melaju di Kejuaraan Dunia 2019, kita harus mengakui bahwa Mulyo memang punya sentuhan ajaib yang membuat anak asuhnya mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Bagaimana respons Ye Jia Min?
Dikutip dari Instagram Badmintalk_com, pemain tunggal putri berusia 20 tahun ini menyebut, sebelum kehadiran Mulyo, dirinya sempat dilatih pelatih asal Tiongkok.
"Setelah Mulyo datang, dia memberikan sedikit perbedaan di struktur latihan saya. saya kira itu yang membantu konsisten latihan pemain. Saya belajar dari semua pelatih. saya pikir secara umum dia yang terbaik," ujar Yeo Jia Min.
Perihal targetnya di Kejuaraan Dunia kali ini, Yeo menyebut ingin memang melawan pemain unggulan. Menurutnya, setelah melewati putaran pertama, dia tahu akan menghadapi pemain unggulan. Karenanya, dia berusaha untuk menang. "Saya senang bisa menang, tapi saya masih ingin konsentrasi di setiap pertandingan," sambung dia.
Pemain Indonesia bisa menapaki kejutan ala Yeo Jia Min
Kejutan memang akan selalu ada dalam setiap turnamen. Termasuk di turnamen level tertinggi seperti BWF World Championship. Setelah Yeo Jia Min, bukan tidak mungkin ada kejutan-kejutan lainnya.
Â
Saya tentu berharap kejutan itu bisa dibuat pemain-pemain Indonesia. Kebetulan di putaran III, pemain-pemain Indonesia akan menghadapi lawan kelas berat. Termasuk dua tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska dan Fitriani.
Ya, hari ini, Rabu (21/8), Fitriani dijadwalkan akan menghadapi ratu bulutangkis dunia, Tai Tzu-ying (TTY) untuk berebut tiket ke perempat final. Ini kesempatan Fitriani untuk membuat dirinya menjadi headline.
Meski, tidak akan mudah mengalahkan TTY yang tentunya ingin kembali menjadi nomor satu dunia. Setelah 'mahkota'nya direbut Akane pada Juli lalu, Kejuaraan Dunia akan menjadi kesempatan bagus bagi TTY untuk kembali menjadi nomor satu dunia. Apalagi setelah Akane tereliminasi. Â
Sementara Gregoria Mariska akan menghadapi pemain terbaik Thailand, Ratchanok Intanon yang menjadi unggulan 7.Â
Intanon yang merupakan juara dunia 2013, selama ini menjadi lawan yang masih 'unbeatable' bagi Gregoria. Dia kalah 0-5 dari Intanon. Pertemuan terakhir terjadi di Indonesia Open pada Juli lalu. Gregoria kalah rubber game.