Frappart bahkan sudah mengukir sejarah saat jadi wasit perempuan pertama yang memimpin laga di Ligue 1 Prancis antara tim Amiens melawan Strasbourg pada April lalu.
"Saya senang Stephanie Frappart ditunjuk memimpi UEFA Super Cup. Itu menjadi inspirasi bagi jutaan perempuan di seluruh Eropa bahwa tidak ada batasan bagi mereka untuk mencapai mimpinya," ujar President UEFA, Alesander Ceferin.
"Stephanie telah membuktikan dalam beberapa tahun terakhir bahwa dirinya salah satu wasit perempuan terbaik di dunia," ujar UEFA Chief refereeing officer, Roberto Rosetti dikutip dari Express UK.
Sebenarnya, Frappart bukan wasit perempuan pertama yang memimpin pertandingan sepak bola laki-laki. Sebelumnya ada nama Nicole Petignant pernah memimpin tiga pertandingan kualifikasi Piala UEFA pada tahun 2004 dan 2009 silam. Namun, Frappart-lah yang pertama kali memimpin laga bergengsi sekelas perebutan Piala Super Eropa.
Meski begitu, penunjukan Frappart sempat memunculkan pro dan kontra. Ada yang mendukung, ada pula yang mengecam keputusan UEFA tersebut.Â
Mereka yang mendukung menyebut Frappart menjadi simbol persamaan hak bagi perempuan dalam memimpin laga sepak bola. Namun, mereka yang kontra, menyebut tidak seharusnya laga sepak bola laki-laki dipimpin oleh perempuan.
Yang jelas, laga perebutan Piala Super yang melibatkan dua tim senegara ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, sudah pernah terjadi tujuh laga tim senegara. Yakni dua laga "all Italian team" dan juga lima kali duel dua tim asal Spanyol. Terakhir, Atletico Madrid mengalahkan Real Madrid pada tahun lalu. Kali ini siapa yang juara?
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H