Selain itu, mereka juga sudah mengantisipasi penempatan bola Siwei/Yaqiong yang selama ini memang susah karena banyak bola silang. Gloria bermain bagus sebagai 'tukang block' di depan dan Hafiz menjadi 'tukang gebuk' di belakang.
"Kunci yang paling penting dari kemenangan hari ini adalah bisa mengurangi kesalahan sendiri, yang kedua dari servisnya. Kami menerapkan permainan cepat, bikin mereka lari-lari dan ungguli permainan depan. Kami juga lebih tenang dalam mengembalikan bola-bola mereka," ungkap Hafiz seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.
Duel sesama pemain Indonesia di semi final, pastikan satu 'tiket' ke final
Menariknya, di babak semifinal yang akan digelar Sabtu (27/7) hari ini, Hafiz/Gloria akan menghadapi rekan senegaranya, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Praveen/Melati lolos ke semi final setelah juga membuat kejutan hebat. Pasangan unggulan 7 ini mengalahkan ganda terbaik Thailand yang menjadi unggulan 4, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dengan skor 21-15, 21-15 hanya dalam waktu 31 menit.
Ah, semoga saja, kejutan di perempat final ini bukanlah kabar gembira sesaat. Namun, bisa berlanjut hingga final dan akhirnya berbuah gelar. Karena memang, sejak pensiunnya Liliyana Natsir yang membuat pasangan legendaris, Tontowi Ahmad/Liliyana 'buyar', Indonesia kesulitan meraih gelar di sektor ganda campuran.
Meski, di tahun 2019 ini, dua pasangan ganda campuran Indonesia ini sebenarnya mampu beberapa kali tampil di final turnamen BWF World Tour. Praveen/Melati tiga kali ke final. Yakni India Open, New Zealand Open dan Australia Open. Namun, semuanya berakhir sebagai runner-up. Begitu juga nasib Hafiz/Gloria di final German Open.
Ah, semoga Tokyo memunculkan berita berbeda. Semoga ganda campuran Indonesia bisa membawa pulang gelar dari turnamen yang sudah digelar sejak 1977 tetapi baru memainkan nomor ganda campuran sejak 1982. Apalagi, ganda campuran Indonesia sudah cukup lama tidak juara di Japan Open.Â
Kali terakhir pasangan ganda campuran Indonesia yang juara atas nama Muhammad Rijal/Vita Marissa di tahun 2008 atau 11 tahun lalu. Semoga kali ini bisa juara. Salam bulutangkis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI