Mendukung pebulutangkis Indonesia bertanding di turnamen level tertinggi, utamanya di sektor tunggal, itu perlu kesabaran tingkat tinggi. Sebab, bila kurang sabar, sampean (Anda) bakal mudah patah hati. Bahkan, sampean mungkin  bisa uring-uringan sendiri. Kok bisa?
Sangat bisa bila merujuk pada penampilan tunggal putra Indonesia era kekinian yang seringkali membuat gemas. Ya, tunggal putra Indonesia era kekinian bukan lagi seperti eranya Taufik Hidayat, ataupun Hariyanto Arbi, Alan Budikusuma, Ardy B Wiranata dan Joko Suprianto yang dulu sering bergantian naik podium juara.Â
Faktanya, dua tunggal putra Pelatnas yang diprioritaskan tampil di Olimpiade 2020, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, juga pemain senior Tommy Sugiarto, masih sering tampil angin-anginan--untuk tidak menyebut labil.
Mereka bisa tampil hebat ketika menghadapi pemain unggulan. Namun, di lain hari, mereka bisa kalah tak terduga dari lawan yang kurang diperhitungkan. Pun, terkadang mereka tampil luar bisa di turnamen A. Tetapi di pekan berikutnya, mereka melempem di turnamen B. Padahal, lawan-lawan yang dihadapi di rangkaian turnamen BWF World Tour, sejatinya ya itu-itu saja. Â
Pekan lalu, ketiganya tak mampu berbuat banyak di kandang sendiri ketika tampil di Indonesia Open 2019. Tommy langsung out di babak pertama usai dikalahkan pemain Tiongkok, Chen Long. Ginting terhenti di putaran kedua usai kalah dari pemain bukan unggulan asal Thailand, Kantaphon Wangcharoen. Padahal, Ginting unggul head to head 3-1.
Hanya Jonatan yang tampil lumayan. Dia sampai di perempat final sebelum dikalahkan pemain Taiwan, Chou Tien-chen yang akhirnya tampil sebagai juara.
Nah, usai dari Istora, ketiganya langsung tampil di Japan Open 2019 yang dimulai Selasa (23/4). Ginting, Jonatan dan Tommy mampu move on dari hasil pahit di Istora. Setidaknya, mereka mengawali turnamen dengan baik.
Kamis (2/7) siang tadi, kabar bagus datang dari Musashino Forest Sport Plaza di Tokyo, tempat berlangsungnya Japan Open 2019. Trio tunggal putra Indonesia ini kompak lolos ke perempat final usai meraih kemenangan di putaran II.
Tommy yang bermain lebih dulu, berhasil mengalahkan pemain Hongkonng, Wong Wi Ki Vincent yang pekan lalu tampil hebat di Indonesia Open dengan melaju hingga semifinal. Tommy menang straight game 21-16, 21-17 dalam waktu 45 menit.
Ginting yang tampil setelah Tommy, lagi-lagi menghadapi kesulitan ketika bertemu pemain asal Thailand. Ginting dipaksa bermain rubber game oleh Sittikhom Thammasin selama 1 jam 4 menit.
Ini pertemuan pertama Ginting dengan pemain berusia 24 tahun tersebut. Mungkin karena belum panas, Ginting cukup sering tertinggal di game pertama hingga kalah 20-22. Dia lantas menang di game kedua, 21-17. Di game ketiga, pemain kelahiran Cimahi berusia 22 tahun ini 'mengamuk' dan menang dengan skor telak, 21-6.