Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Karena Easy Way Prima, Milenial Kini Jadi Generasi Bahagia

24 Juli 2019   23:04 Diperbarui: 24 Juli 2019   23:18 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PRIMA Payment Solution, jadi solusi pembayaran online untuk nasabah mitra bank Jaringan PRIMA/Foto: www.jaringanprima.co.id

Pertengahan 2018 lalu, studi The Health Foundation mengungkap hasil penelitian perihal kehidupan generasi milenial di Inggris. Hasilnya mengejutkan. Kaum milenial di Inggris yang berusia 20-30 tahunan, disebut generasi tidak bahagia dan kurang sehat bila dibandingkan orang-orang terdahulu. Penyebabnya, mereka mengalami banyak kesulitan. Mulai dari urusan rumah hingga pekerjaan.

Dikutip dari CNN Indonesia, penelitian ini menunjukkan banyak anak muda di Inggris tidak memiliki cukup dukungan menghadapi transisi menuju kehidupan yang lebih dewasa. Anak muda menghadapi kondisi lebih stres ketimbang generasi yang lebih tua. Seperti persaingan keras, biaya rumah mahal, biaya pendidikan meningkat, dan masalah identitas diri seiring berkembangnya media sosial.

Itu di Inggris. Bagaimana dengan generasi milenial di Indonesia?

Meski tidak sama persis, tetapi dalam beberapa aspek, persoalan yang dihadapi generasi milenial di Inggris, hampir sama dengan yang dialami kaum milenial di Indonesia.

Bahwa, sebagai kaum milenial, mereka mengalami tuntutan pemenuhan gaya hidup dan kewajiban finansial yang tinggi. Seperti urusan belanja keperluan untuk penampilan--dari gadget, fashion hingga sepatu. Lalu angsuran kendaraan hingga rumah, traveling, kuliner, hingga game online melalui fitur dan layanannya. Tuntutan dan kewajiban finansial tinggi itulah yang acapkali merampas kebahagiaan generasi milenial.

Situasi seperti itulah yang dulu kerap dialami oleh adik saya setiap bulan. Anak muda berusia 28 tahun yang sudah berkeluarga dan memiliki momongan. Sebagai pegawai di salah satu instansi besar yang kebetulan ditempatkan di kota di ujung Jawa Timur, dia cukup sering dibuat pusing dengan urusan finansial.

Sebenarnya, gaji bulanannya cukup besar. Namun, gaji besar itu harus dialokasikan untuk kebutuhan keluarga, membayar angsuran rumah dan kendaraan, juga dana untuk liburan. Belum lagi untuk ongkos transportasi ketika pulang ke Sidoarjo dari kota tempatnya bekerja, yang cukup tinggi.  

Namun, yang membuat dia seringkali stress adalah ketika datang waktu harus membayar angsuran rumah maupun kendaraan. Sebab, dia harus datang ke bank  yang lokasinya lumayan jauh dari tempat kerjanya ketika jam istirahat kerja. Itupun harus terlebih dulu izin ke atasannya. Khawatirnya, dia belum kembali ke kantor ketika jam istirahat usai semisal karena antrean nasabah lumayan panjang. 

Apalagi, pembayaran lewat bank tersebut tidak bisa ditunda. Sebab, bila melebihi deadline pembayaran, dia harus bersiap mendengarkan "pesan cinta" dari customer care yang memberitahukan agar dirinya segera membayar tagihan.

Termasuk ketika ingin mentransfer tunai ke istrinya maupun ibu di Sidoarjo. Ataupun ketika ingin membelikan putranya hadiah di toko online. Hingga mengatur rencana traveling. Semuanya butuh kesabaran ekstra karena prosesnya tidak mudah.

Dengan Jaringan Prima, Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari Jadi Lebih Mudah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun