Memang, kelemahan seperti ketenangan yang masih kurang ketika memasuki poin-poin kritis ataupun stamina yang belum sepenuhnya bisa on terus untuk menghadapi pertandingan rubber game ketat, masih menjadi pekerjaan rumah.
Namun, kita juga tidak boleh menutup mata dengan bagaimana Gregoria kini lebih lincah bergerak di lapangan. Penempatan bolanya juga semakin oke. Bahkan, kemampuan bertahannya juga semakin oke. Beberapa kali dia mampu meredam smash-smash Intanon. Bahkan, ketika memastikan menang, Intanon terlihat histeris pertanda dia puas karena telah melakoni laga sulit.
Tentu saja, tidak hanya Gregoria, pujian juga perlu diberikan untuk pelatih tunggal putri, Rionny Mainaky. Kemajuan pesat yang ditunjukkan Gregoria memperlihatkan bahwa pola latihan yang diberikan Rionny, telah memperlihatkan hasil. Kita tentu berharap, tunggal putri kita bisa semakin berkembang seperti saat Rionny membuat tunggal putri Jepang berprestasi di tingkat dunia.
Pada akhirnya, semoga kemajuan yang diperlihatkan Jorji, bisa terus ditingkatkan. Tentunya tidak hanya Jorji, tetapi juga tunggal putri penghuni Pelatnas Utama lainnya seperti Fitriani dan Ruselli. Apalagi, dalam dua pekan depan, turnamen lainnya sudah menunggu. Yakni Japan Open 2019 dan Thailand Open 2019.
Andai saja pekan depan Jorji dkk mampu tampil hebat di Japan Open, hasil pahit di Indonesia Open 2019 ini memang tidak perlu kita tangisi. Justru, kegagalan di Indonesia Open 2019 ini menjadi momentum untuk tampil lebih baik di turnamen berikutnya. Salam bulutangkis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H