Judul clickbait ini sedang hits. Kini, tidak sedikit media menerapkan strategi clickbait plus dipadu gambar mini menarik untuk mempromosikan artikelnya. Sampean mungkin seringkali menemukan tautan berita yang dikirimkan di media sosial dengan judul heboh. Rasanya penasaran untuk mengklik tautan tersebut. Padahal, judul itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan konten.
Malah biasanya judulnya ditambahkan bumbu kata bombastis seperti "Astaga!", "Heboh". Bahkan, tidak sedikit yang terang-terangan mengajak calon pembacanya untuk mengklik artikelnya. Tujuannya jelas, agar tingkat keterbacaan tinggi demi memburu penghasilan iklan daring.
Ketika dibaca, beritanya ternyata receh, bahkan tidak sesuai dengan judulnya. Lha wong judul itu hanya mengajak calon pembaca untuk mengklik artikel tersebut. Itu saja. Demi tujuan itu, mereka tega membohongi pembaca.
Keadaan ini diperparah dengan masyarakat Indonesia yang memiliki sifat malas membaca. Hanya melihat judul dan paragraf pertama ataupun gambarnya saja, langsung menuju ke kolom komentar dan memberikan komentar.
Lalu, apakah clickbait hal yang salah?
Dalam kaitan strategi marketing bagi sebuah media untuk mendapatkan lebih banyak penggunanya, itu lumrah. Namun, seharusnya, tulisan tidak semata tentang marketing dan penghasilan. Apalagi bila sampai tega membuat pembaca kecewa karena artikel yang mereka klik ternyata tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Seharusnya, penulis memiliki tanggung jawab untuk ikut menyebarkan informasi yang benar. Sebuah tulisan yang dilempar ke publik, kalaupun belum bisa menginspirasi dan memotivasi orang lain, minimal bisa memberikan tambahan informasi, ataupun bisa menghibur karena membuat mood orang yang membacanya menjadi senang. Bukan sebaliknya. Salam literasi.