Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berhenti "Membunuh Tulisan" dengan Judul Amburadul

4 Juli 2019   17:05 Diperbarui: 5 Juli 2019   01:48 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pexels

Judul bisa mempengaruhi sedikit banyaknya orang yang mau membaca tulisan kita. Hukum seperti itulah yang terjadi di "rumah ini" (baca Kompasiana). Malah, ketika kita mengirimkan artikel Opini di media massa, di mana keputusan tulisan itu dimuat atau tidak bergantung pada penjaga rubrik Opininya, judul bisa sangat menentukan tulisan dimuat atau ditolak.

Nah, berkorelasi dengan hal tersebut, kebetulan, setiap Senin, saya bertemu mahasiswa di kelas. Kami berbincang perihal dunia tulis-menulis. Untuk ujian akhir yang dilaksanakan bulan ini, mereka mendapatkan tugas menulis dan mengirimkan artikel Opini di media massa. Tentu saja harus dimuat.

Setelah membekali dengan beberapa jurus, 130-an mahasiswa dari tiga kelas itupun sibuk menyiapkan tulisan. Ketika beberapa mahasiswa mengabarkan tulisan mereka dimuat di media arus utama, saya merasakan di situlah kepuasan sebagai pengajar. 

Namun, ternyata masih lebih banyak mereka yang masih harus bersabar menunggu tulisannya dimuat. Beberapa mendapatkan balasan dari pihak media massa agar merevisi tulisannya. Malah, ada yang "dicueki" alias tidak mendapat kabar setelah sepekan mengirimkan tulisan yang artinya hampir pasti ditolak.

Seorang mahasiswa bercerita sembari meminta tolong agar tulisannya dikoreksi dan meminta masukan. Setelah saya baca, tema yang dia tulis sebenarnya menarik. Berkisah tentang kenakalan remaja di era digital. Namun, setelah saya melihat judulnya, saya jadi paham mengapa tulisan ini dicueki. 

Dia menulis judul begini: "Maraknya kenakalan remaja sehingga perlu di waspadahi". Bila sampean baca, sampean pastinya menemukan beberapa pelanggaran dalam penulisan judul tersebut.

Paling mencolok adalah penulisan kata "di waspadahi". Seharusnya ditulis gabung dan tanpa huruf h. Setiap awal kata juga harusnya ditulis dengan huruf besar kecuali kata hubung seperti yang, dengan. Boleh jadi, penjaga rubrik Opininya enggan membaca tulisannya karena kesal dengan judulnya.

Selain judul, cara mengemas paragraf juga kurang manis. Paragrafnya terlalu padat tulisan dan terlalu panjang sehingga orang akan capek, bahkan malas untuk membaca. Seharusnya, paragraf cukup diisi tiga, empat atau lima kalimat saja. Juga, akan lebih manis bila diberi subjudul yang bisa menjadi jeda.

Judul "membunuh" tulisan vs Judul clickbait
Namun, bagi saya, judul seperti itu, selama dibuat dengan jujur, tidaklah memalukan. Kalaupun ada kekeliruan, ya memang karena "jam terbang" menulis belum banyak. Mereka memang masih belajar. Termasuk belajar membuat judul yang keren. Malah ada yang curhat, tulisannya sudah jadi, tapi setelah berpikir dua hari belum bisa menemukan judul yang mantap.

Terlepas dari judul yang ketika kurang manis bisa "membunuh tulisan" sehingga tulisannya sepi pembaca, itu sejatinya hanya bagian dari proses pembelajaran menjadi lebih baik. Bagi saya, judul seperti itu masih lebih bagus daripada judul yang "membohongi" pembaca hanya demi tujuan tulisannya dibaca.

Esensi judul sebagai daya tarik berita agar dibaca inilah yang lantas ditangkap oleh oknum pekerja media untuk kemudian menjadi penganut clickbait. Sampean pastinya paham maksud dari clickbait ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun