Memang, tidak mudah mengubah kebiasaan. Namun, tidak mudah selamanya akan menjadi sulit bila tidak pernah memulai untuk berubah. Karenanya, penting untuk memulai membiasakan diri berbahasa Indonesia ataupun menulis dengan baik dan benar. Terlebih bagi "orang penting" seperti pejabat ataupun pengajar yang pernyataannya didengar oleh banyak orang.
Minimal ada kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik. Saya juga masih terus belajar. Semisal ketika menulis, bila ada kata yang masih meragukan kebenarannya, apakah itu baku atau tidak, saya membiasakan untuk mengecek dulu kebenarannya sehingga seterusnya ingat mana kata yang benar. Termasuk membiasakan ketika berbicara dan menulis di media sosial dengan kalimat dan ejaan yang benar.
Membaca novelnya Bang Khrisna "Kita, Kata, dan Cinta" juga menjadi bagian dari proses belajar. Saya jadi paham bedanya "kata pengantar" dan "prakata" dalam penulisan buku. Juga makna kata "acuh" atau "diacuhkan" yang selama ini sering dimaknai keliru.
Pada akhirnya, semoga kita punya semangat besar untuk merawat dan mencintai bahasa Indonesia. Semoga kita mau membiasakan diri untuk berbahasa Indonesia dan menulis dengan 'aturan yang benar'. Bila bukan kita, siapa lagi yang bangga berbahasa Indonesia. Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI