Sekadar informasi, Timnas Brasil di Copa America 2019 tanpa Neymar yang mengalami cedera. Memang, Neymar di tahun ini lebih banyak 'menghilang' dari lapangan karena gangguan cedera. Malah, dia lebih sering muncul di media bukan karena aksi-aksi hebatnya di media, tetapi karena perilaku kontroversialnya. Terakhir dugaan perkosaan yang dia lakukan pada seorang perempuan di Paris.
Namun, sekontroversi apapun, Neymar tetaplah salah satu 'aset' paling berharga bagi sepak bola Brasil merujuk pengalaman, kualitas, dan juga skill individu kelas dewa. Meski, tanpa Neymar pun, Brasil sejatinya berpeluang juara karena dihuni pemain-pemain sarat berpengalaman di kompetisi Eropa.
Lalu, siapa saja pemain Brasil di Copa America 2019?
Beberapa pemain Brasil di Copa America tahun ini merupakan pemain yang sama dengan yang tampil di Copa America 2016 saat Brasil gagal total. Diantaranya kiper Alisson Becker, bek Marquinhos dan Dani Alves, Coutinho juga Willian yang diplot sebagai pengganti Neymar.
Selain nama-nama tenar itu, Tite selaku pelatih Brasil juga membawa 'pemain baru' yang melakoni debut di Copa America seperti Roberto Firmino (Liverpool), David Neres (Ajax Amsterdam), Richarlison (Everton) juga Everton Soares.
Ketika mengalahkan Bolivia, Tite memainkan skema menyerang 4-3-3 dengan Firmino, eres dan Soares sebagai penyerang, lalu Coutinho, Fernandinho dan Casemiro sebagai pemain tengah. Sementara kwartet Felipe Luis, Dani Alves, Marquinhos dan Thiago Silva menjaga pertahanan di depan Alisson Becker.
Merujuk nama-nama yang dibawa Tite di Copa America 2019, Timnas Brasil sejatinya tampil dengan mayoritas pemain lawas. Bahkan, beberapa diantaranya termasuk 'pemain gagal' di Copa America 2016 silam.
Lalu, mengapa Tite masih membawa mereka?
Terlepas dari kualitas permainan yang masih terjaga sehingga mereka masih pantas membela Brasil, Tite sepertinya memberikan kesempatan lagi kepada mereka untuk menebus kesalahan pada Copa America edisi 2016 silam.
Siapa tahu, motivasi pemain-pemain lawas (kecuali Dani Alves yang jadi bagian tim juara 2007) untuk menebus kegagalan tiga tahun silam, bisa menjadi energi besar yang menguatkan Timnas Brasil untuk memburu gelar. Sebab, bagaimanapun, generasi Coutinho dkk tentunya ingin dikenang sebagai angkatan juara, bukan generasi gagal.
Rekor Kurang Apik Tuan Rumah