Bila kita membandingkan dengan skema yang dimainkan Simon McMenemy saat Timnas Indonesia mengalahkan Mynamar 2-0 dalam laga uji coba pada 25 Maret lalu sekaligus debut perdananya sebagai pelatih Timnas, memang ada beberapa perubahan komposisi pemain.
Simon kembali memainkan formasi tiga bek dalam skema 3-4-3. Bedanya, bila melawan Myanmar, Hansamu menjadi bek tengah diapit Manahati Lestusen dan Yanto Basna, di laga melawan Yordania tadi malam, Ahmad Jufriyanto yang jadi bek tengah dengan diapit Hansamu (kiri) dan Yanto Basna (kanan).
Di lini tengah, Evan Dimas kembali berduet dengan Rizki Pellu sebagai "holding midfielder". Sementara Ruben Sanadi yang sebelumnya bermain di wing back kiri saat melawan Myanmar, kali ini ditaruh di kanan. Dia mengisi posisi Yustinus Pae yang kali ini tidak dimainkan. Sedangkan posisi kiri diisi oleh pemain senior, Rizki Ripora.
Sementara di lini depan, tidak ada nama Stefano Lilipaly dan Greg Nwokolo yang dulu dimainkan saat melawan Myanmar. Kali ini, Simon memainkan Dedik Setiawan sebagai targetman dan Ramdani Lestaluhu sebagai penyerang sayap kiri. Hanya Rico yang tetap tampil sebagai starter. Sekadar diketahui, nama Lilipaly dan Greg memang tidak ada dalam daftar pemain saat melawan Yordania.
Nah, mengacu pada komposisi pemain dan skema main tersebut, apa yang disampaikan Achsanul Qosasi memang beralasan. Terutama keputusan Simon untuk memainkan Ruben Sanadi di posisi kanan. Termasuk juga keputusan untuk memainkan pemain bertipikal serang yang baru turun di beakangan. Seperti Andik dan Beto, juga Irfan Bachdim yang baru dimainkan di menit ke-78.
Saya sepakat bahwa dalam uji coba negara, tim nasional harus memainkan tim terbaiknya. Sebab, itu berpengaruh pada rangking FIFA dan juga kepercayaan pemain. Meski, pelatih pastinya punya pertimbangan sendiri perihal siapa pemainnya yang paling siap bermain. Terpenting, siapapun pemain yang diturunkan harus tampil maksimal.
Terlepas dari itu, sebagai pelatih, tentu saja keputusan yang dibuat tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Terlebih, bila keputusan yang diambil tidak berakhir manis seperti yang didapatkan Simon ketika Indonesia kalah dari Yordania. Tentu saja, pelatih yang akan menjadi sasaran kritikan.
Namun, apapun itu, sebagai suporter, kita hanya bisa berharap kekalahan ini merupakan bagian dari proses untuk menemukan skema yang benar-benar ideal. Di pertandingan keduanya bersama Timnas, Simon tentunya masih ingin mencari skema yang terbaik. Meski, dengan pengalamannya melatih beberapa klub di Indonesia, pelatih asal Skotlandia ini seharusnya sudah paham kualitas setiap pemain yang dipanggil masuk Timnas. Tinggal bagaimana meramunya menjadi tim yang dashyat.
Terpenting sekarang adalah bagaimana agar Timnas Indonesia bisa segera move on alias bangkit dari kekalahan atas Yordania. Kabar bagusnya, akhir pekan ini, Indonesia akan kembali tampil di laga uji coba. Indonesia akan menjamu Vanuatu di Gelora Bung Karno pada Sabtu (15/6) nanti.
Vanuatu merupakan negara di kawasan Oseania. Dalam sepak bola, mereka satu federasi dengan Fiji, kepulauan Solomon, Kaledonia Baru dan Selandia Baru. Tentu saja, Indonesia harus menang agar mental pemain menjadi lebih percaya diri dan melupakan kekalahan dari Yordania. Salam.