Gelar tunggal putra ini juga menjadi cara ampuh untuk segera move on dari kegagalan di Piala Sudirman pada akhir April lalu. Ya, kegagalan membawa pulan Piala Sudirman memang menyakitkan. Namun, ada banyak target besar dan penting yang perlu dirintis dan diperjuangkan sedari sekarang. Diantaranya Kejuaraan Dunia 2019 dan tentu saja, Olimpiade 2020.
Praveen/Melati mulai tampil konsisten
Selain Ginting dan Jonatan, pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan Melati Daeva Oktavianti juga berhasil lolos ke final. Praveen/Melati lolos ke final usai mengalahkan ganda campuran terkuat Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Praveen/Melati menang rubber game atas juara All England 201 tersebut, 21-13, 12-21 21-17.
Pencapaian ini menjadi bukti, Praveen/Melati mulai tampil konsisten. Di turnamen terakhir di New Zealand Open 2019, mereka juga tampil di final. Sayangnya, mereka belum berhasil juara.
Sebelumnya, pasangan ganda campuran ini acapkali jadi sasaran kritikan warganet dikarenakan seringkali "banjir error" ketika bermain. Padahal, keduanya punya syarat untuk menjadi pasangan ganda campuran top dunia. Praveen sebagai playmaker di belakang, memiliki smash tajam dan keras. Sementara Melati sebagai pemain depan, bisa bermain cepat dan cukup berani beradu di net dengan lawan. Kini, penampilan keduanya mulai membaik.
Dan memang, sejak dipasangkan PBSI pada awal tahun 2018 lalu, Praveen/Melati belum mampu meraih gelar. Padahal, mereka beberapa kali berpeluang juara. Final Australia Open 2019 ini merupakan final keempat mereka. Di tiga final sebelumnya (India Open 2018 dan 2019 serta New Zealand Open 2019), mereka selalu dipaksa menyaksikan lawan merayakan gelar juara.
Bagaimana peluang mereka di final Australia Open 2019?
Praveen/Melati akan menghadapi ganda campuran asal Tiongkok, Wang Yilu/Huang Dongping yang menjadi unggulan 1. Ini merupakan pertemuan kelima mereka di turnamen BWF. Dan, dalam empat pertemuan sebelumnya, Praveen/Melati selalu kalah. Pertemuan terakhir terjadi di final India Open 2019, mereka kalah 13-21, 11-21.
Merujuk pada rekor head to head tersebut, Wang/Huang di atas kertas memang lebih diunggulkan untuk menang ketimbang Praveen/Melati. Namun, saya percaya, di bulutangkis, akan selalu ada 'yang pertama'. Merujuk pada persaingan ketat dan jarak kualitas antar pemain yang nyaris setara, tidak ada yang tidak mungkin untuk terjadi. Â
 Â
Mungkinkah Praveen/Melati bisa juara dan memastikan Indonesia meraih dua gelar di Australia Open 2019?Â
Tentu saya berharap begitu. Dan bila itu terjadi, itu akan menjadi "hadiah Lebaran" yang indah bagi masyarakat Indonesia, utamanya para pecinta bulutangkis. Salam.