Pandangan Bayu lantas menerawang ke langit-langit kamarnya. Sebagai santri yang pernah mondok di pesantren, dia paham bahwa semua yang bernyawa pasti akan menemui kematian seperti ketetapan di Al-Quran. Namun, tidak ada seorangpun  yang tahu, kapan mereka akan berpulang. Berpulang kepada Tuhan yang telah menciptakannya.Â
Seperti kata Pramoedya, mereka akan pulang seorang demi seorang. Laksana seorang demi seorang yang datang ke pasar malam, lantas pulang seorang demi seorang pula.Â
Lamunan Bayu di siang itu lantas buyar oleh suara adzan dzuhur yang menggema dari mushola dekat kostnya. Bayu lalu bergegas melangkah dari kamarnya, mengambil air wudhu. Lantas, berganti baju, memakai sarung dan melangkahkan kaki ke musholla untuk sholat berjamaah.Â
Usai sholat, dia khusyu melantunkan doa yang sering dibacanya selama Ramadan ini. "Ya Rabb, panjangkanlah umur hamba dan ibu, agar kami bisa bertemu Ramadan tahun depan, agar bisa sungkem dan berlebaran bersama ibu," ucap Bayu pelan dengan mata yang mendadak berembun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H