Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Menakar Peluang Indonesia di Semifinal: Menang Sejarah, Inferior di Atas Kertas

25 Mei 2019   09:13 Diperbarui: 25 Mei 2019   09:32 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Setelah 12 tahun berlalu, tim bulutangkis Indonesia berpeluang kembali tampil di babak final Piala Sudirman 2019. Kemarin, tim Indonesia memastikan lolos ke semifinal usai menang dramatis atas Taiwan di perempat final yang digelar di Nanning, Tiongkok, Jumat (24/5). 

Sempat tertinggal 1-2, Indonesia berhasil menang come back 3-2 lewat kemenangan pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Di semifinal yang akan digelar Sabtu (25/4) sore nanti, Indonesia akan menghadapi Jepang yang di perempat final kemarin menang telak 3-0 atas Malaysia. Bisakah Indonesia menaklukkan Jepang yang harus diakui, unggul di beberapa sektor dalam hitung-hitungan di atas kertas?

Dari sisi sejarah, Indonesia unggul dari Jepang

Mari kita sejenak menengok 'sejarah'. Kenapa harus melihat sejarah? Sebab, Indonesia bisa menemukan motivasi ekstra bila menengok sejarah.
Dalam sejarah Piala Sudirman, Indonesia ternyata tidak pernah kalah dari Jepang. Dalam dua kali pertemuan, Indonesia selalu menang.

Pertemuan terakhir terjadi di babak perempat final Piala Sudirman 2011 yang digelar di Qingdao, China. Kala itu, Indonesia mampu menang dramatis 3-2 lewat rute kemenangan persis seperti saat mengalahkan Taiwan kemarin. Kemenangan Indonesia kala itu ditentukan pasangan ganda campuran, Fran Kurniawan/Pia Zebadiah lewat rubber game.

Hanya Mohammad Ahsan dan Greysia Polii, dua pemain yang bermain dalam kemenangan tahun 2011 itu yang kembali tampil di Piala Sudirman tahun ini. Kala itu, keduanya berhasil menyumbangkan poin untuk Indonesia. 

Ahsan berpasangan dengan Alvent Yulianto menang di laga pertama. Lalu Greysia bersama Meiliana Jahuari menang di laga keempat untuk menyamakan skor 2-2 setelah dua sektor tunggal takluk.

Jepang kini jauh lebih kuat

Mungkinkah kemenangan di Qingdao pada 2011 silam, kali ini bisa kembali diulang oleh tim Indonesia di Nanning?

Tidak ada yang tidak mungkin. Syaratnya, semua pemain Indonesia yang tampil, harus mengeluarkan kemampuan terbaiknya bila ingin mengalahkan Jepang dan lolos ke final.

Kita semua tahu, Jepang yang sekarang sudah sangat berbeda dengan Jepang yang dulu. Tim Jepang sekarang telah menjelma sebagai salah satu raksasa bulutangkis dunia. Jepang kini memiliki pemain-pemain top dunia di semua sektor (tunggal putra/putri, ganda putra/putri dan ganda campuran).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun