Nara dan kawan-kawannya juga membentuk kelompok-kelompok tani (Poktan) dan Serikat Tani Mandiri sebagai wadah pembelajaran dan kaderisasi tani secara teknis, organisatoris dan juga politis dalam artian membentuk petani yang melek aturan-aturan terkait pertanian, juga melek hak dan kewajiban sebagai petani.
Regenerasi Petani Bukan Hanya Soal Peremajaan Usia Petani
Menurut Nara, menjadi petani tidaklah mudah. Siapapun yang tidak pernah bertani kemudian bertani, kemungkinan besar tidak akan tahan dengan tantangan bertani. Sebab, bertani tidak hanya butuh keterampilan dan manajemen, tetapi juga membutuhkan tenaga yang besar. Tenaga dalam arti yang sebenarnya: mencangkul, membajak, menanam, memupuk, merawat, memanen hingga ke penjualan.
Karena besarnya tenaga yang dibutuhkan itulah, regenerasi petani menjadi macet . Sebab, anak-anak muda kini semakin sedikit yang punya tenaga seperti pemuda di zaman dulu dikarenakan banyak menikmati kenyamanan teknologi. Ini bukan hanya terjadi pada pemuda di kota, tapi hal serupa terjadi pada anak-anak petani.
Padahal, regenerasi petani jelas perlu. Terlebih bila mengacu survei BPS. Bila tidak ada regenerasi, petani kita bisa habis. Namun, regenerasi petani juga bukan hanya soal mengganti petani berusia di atas 50 tahun dengan yang lebih muda.Â
Terpenting adalah memperbarui cara berpikir petani yang kekinian. Yaitu petani-petani yang mampu menjalankan mesin-mesin teknologi pertanian. Sebab, tidak sedikit petani yang terlanjur miskin sejak pikiran dan antipati terhadap teknologi. "Jarang sekali ada petani yang bermind-set pengusaha. Harapan saya, semua hal terkait pertanian harus lebih mudah, cepat dan berlipat ganda produksinya," sebutnya.
Harapan untuk Anak-Anak Muda Sebagai Penerus Petani Indonesia
Ya, kepada anak-anak muda, masa depan pertanian Indonesia digantungkan. Sebab, siapa lagi kalau bukan anak muda yang menjadi pelaku pertanian. Bagaimanapun, anak muda memiliki kelebihan yang spesifik untuk jadi penggerak industri pertanian. Yaitu, penguasaan informasi.
Anak-anak muda bisa melakukan percepatan-percepatan dalam industri pertanian dengan mempelajari kesalahan-kesalahan dan keunggulan-keunggulan pertanian Indonesia di masa lalu. Selain itu, mereka juga bisa mempelajari kehebatan industri pertanian di luar negeri untuk diterapkan di Indonesia
Bila anak-anak muda yang melek informasi punya semangat besar untuk memajukan sektor pertanian Indonesia, bayangan petani modern yang akrab dengan teknologi dan bisa dengan mudah menjual hasil taninya sehingga bisa hidup lebih sejahtera, bukan sekadar angan-angan.Â