Kemauan untuk memperdalam dan menambah wawasan seputar Ramadan serta menjaga kesehatan dengan harapan bisa mengisi bulan Ramadan dengan optimal, juga menjadi bentuk dari rasa gembira tersebut.
Atau, sampean mungkin punya cara berbeda untuk mengekspresikan kegembiraan menyambut datangnya Ramadan.
Lalu, mengapa kita harus gembira menyambut Ramadan?
Sebab, Ramadan bulan istimewa. Selain "hadiah" pahala berlimpah yang disiapkan bagi kita yang berpuasa dengan benar, ada banyak manfaat dan hikmah mulia yang bisa kita rasakan.Â
Diantaranya hikmah bisa memperekat hubungan keluarga. Kapan lagi bisa makan bareng keluarga di waktu berbuka puasa dan sahur. Sampean yang selama ini karena saking sibuknya kerja, jarang punya waktu makan bareng dengan keluarga, kini bisa akrab di meja makan. Minimal di waktu sahur. Bukankah itu momen menggembirakan?
Karena Ramadan, kita juga bisa berlatih untuk mengendalikan diri, menata emosi, dan menahan marah. Bila biasanya kita 'bersumbu pendek' alias mudah tersulut emosi, selama Ramadan kita belajar lebih bersabar.
 Kita juga bisa memetik hikmah dari rasa lapar dan dahaga. Seperti kata Bimbo di lagu "Ada Anak Bertanya pada Bapaknya", bahwa "lapar mengajarmu rendah hati selalu". Ya, kita akan lebih banyak bersyukur, juga peduli dan mau berbagi.
Dan kesimpulannya dari semua itu, untuk bisa memetik hikmah dan merasakan manfaat dari puasa, penting untuk melewati hari-hari selama Ramadan dengan gembira. Bukan dengan sumpek, berat hati ataupun menggerutu.Â
Ya, mari bergembira menyambut Ramadan. Sebab, tanpa hati gembira, kiranya akan sulit bisa ikhlas mengisi Ramadan dengan ibadah. Dan tanpa ikhlas, akan sulit untuk bisa merasakan nikmatnya Ramadan. Marhaban Ya Ramadan 1440 H.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H