Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Saatnya Memaafkan Diri Sendiri, Fajar/Rian!

17 Maret 2019   12:40 Diperbarui: 20 Maret 2019   09:42 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia sejatinya berpeluang menempatkan tiga wakil di final Swiss Open 2019. Sayangnya, tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting yang tampil pertama, gagal lolos ke final. Ginting kalah straight game, 9-21, 17-21 dari pemain Tiongkok yang menjadi unggulan 1, Shi Yuqi.

Dikutip dari badmintonindonesia.org, Ginting menyebut dirinya terpeleset di game pertama ketika hendak mengambil shuttlecocl yang agak jauh. Dia langsung meminta untuk disemprot oleh dokter. Itu rupanya memengaruhi penampilannya sehingga perolehan poinnya tertinggal jauh dari Shi Yuqi. "Sakit sih, tapi masih bisa ditahan, saya pikir juga sudah tanggung ke semifinal. Pelatih sempat bilang, kalau sakit jangan dipaksakan, nanti jadi lebih parah," ujar Ginting dikutip dari badmintonindonesia.org.

Kekalahan ini memperpanjang rekor buruk Ginting (22 tahun) ketika bertemu Shi Yuqi. Sebelumnya, dalam lima kali pertemuan dengan pemain berusia 23 tahun tersebut, Ginting selalu kalah. Dia selalu kesulitan ketika menghadapi juara All England 2018 tersebut. Kini, rekor kekalahan Ginting dari Shi Yuqi nya menjadi 0-6.

Toh, Ginting juga bisa menjadikan kekalahan di semifinal Swiss Open 2019 ini menjadi pembelajaran. Anggap saja kali ini belum rezekinya. Mungkin di lain waktu dan di lain tempat, dia bisa mengalahka Shi Yuqi.

Pada akhirnya, malam nanti, kita akan menunggu kabar baik dari Kota Basel di Swiss. Sebab, laga final nanti tidak ditayangkan langsung oleh televisi. Boleh jadi, menunggu kali ini tidak seheboh ketika menunggu hasil undian babak perempat final Liga Champions Jumat malam kemarin. Namun, rasanya hasil menunggu ini akan lebih membanggakan bila Indonesia bisa membawa pulang dua gelar dari Basel. Semoga. Salam bulutangkis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun