Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Seperti Kata The Beatles, Let It Be Saja, Liverpool !

4 Februari 2019   16:38 Diperbarui: 4 Februari 2019   17:28 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Liverpool, Juergen Klopp akan memimpin timnya menghadapi West Ham United/Foto: liverpoolfc.com

When I find myself in times of trouble, Mother Mary comes to me

Speaking words of wisdom, let it be....

And when the broken hearted people living in the world agree

There will be an answer, let it be...

Mantap sekali suara Paul McCartney menyanyikan lagu yang entah sudah berapa puluh atau bahkan ratus kali saya mendengarnya sejak mengenal The Beatles  sekira tiga dekade lalu. 

McCartney seolah sangat menjiwai makna lagu yang di-release pada 8 Mei 1970, hanya sebulan setelah hubungan personel grup band legendaris ini mulai retak.

"Let it be..." Biarlah yang terjadi terjadilah.

Lagu ini juga dikenalkan ke publik ketika klub sepak bola tempat The Beatles menetap, Liverpool, sedang kering prestasi. Awal tahun 70-an merupakan periode ketika Liverpool penasaran. 

Setelah menjadi juara Liga Inggris tahun 1966, mereka tidak lagi mampu juara. Baru di tahun 1973, The Reds bisa kembali juara. Bahkan, mereka sekaligus meraih dua trofi dengan memenangi Piala UEFA yang menjadi raihan pertama mereka di kancah Eropa. Empat tahun kemudian, mereka memenangi Piala Champions pertama.  

Lalu, apa korelasi antara Let It Be nya The Beatles dengan klub Liverpool di era sekarang?

Begini. Di awal tahun 2019 ini, Liverpool yang menutup tahun 2018 dengan predikat sebagai juara paro musim Liga Inggris 2018/19, mulai merasakan tekanan luar biasa dalam upaya kembali meraih gelar Liga Inggris setelah 29 tahun "puasa gelar".

Liverpool mulai merasakan, berada di puncak (klasemen) memang anginnya kencang. Bila tidak kuat bisa langsung terhempas tumbang. Liverpool mengalami, menjadi tim yang dikejar itu tidak mudah. Mungkin lebih mudah menjadi tim yang mengejar.

Mereka mengawali tahun dengan kekalahan 1-2 di markas Manchester City (4/1), tim rival utama dalam perburuan gelar. Empat hari kemudian, out dari Piala FA usai kalah 2-1 dar Wolverhampton.

Setelah itu, Liverpool terlihat kesulitan untuk sekadar memenangi pertandingan. Faktanya, Liverpool hanya bisa memenangi pertandingan dengan selisih satu gol. Seperti kemenangan 1-0 atas tua rumah Brighton & Hove Albion (12/1) dan 4-3 atas Crystal Palace (19/1).

Malah, pada tengah pekan kemarin, Si Merah membuang kesempatan emas untuk menjauh dari kejaran para rival. Bermain dengan 'iming-iming' bila menang akan unggul 7 poin dari Man.City yang di luar dugaan kalah dari Newcastle United, Liverpool ternyata ditahan Leicester City 1-1 di rumahnya sendiri, Anfield (31/1). 

Situasinya kini bahkan terlihat tidak menyenangkan bagi Liverpool. Malam nanti, Liverpool akan menghadapi pertandingan krusial saat away ke markas West Ham Unietd pada pekan ke-25 Liga Inggris, Senin (4/2/2019) malam waktu setempat.

Pertandingan ini akan krusial bagi Liverpool. Mereka wajib menang. Sebab, dua pesaing mereka dalam perburuan gelar, Manchester City dan Tottenham Hotspur yang bertanding lebih dulu, sama-sama meraih kemenangan. Manchester City meraih kemenangan 3-1 atas Arsenal lewat hat-trick Sergio Aguero pada Minggu (3/2) malam. Sementara Tottenham menang 1-0 atas Newcastle United, Sabtu (2/2).

Kemenangan City atas Arsenal membuat keunggulan Liverpool atas City yang semula lima poin, kini terpangkas jadi dua poin. Man.City kini mengoleksi 59 poin, sementara Liverpool (61 poin) dan Tottenham (57 poin).

Kenyataan tersebut tentunya bisa membuat pemain-pemain Liverpool tampil under pressure saat menghadapi West Ham. Sebab, mereka akan turun ke lapangan dengan beban menang bila ingin kembali menjauh dari kejaran City. Andai kembali gagal menang, harapan untuk meraih gelar akan semakin menemui jalan terjal.

Dalam situasi seperti inilah, pemain-pemain Liverpool perlu mendendangkan "Let It Be". Ya, mereka perlu membiarkan hasil imbang melawan Leicester City sebagai hal yang sudah berlalu. Mereka juga perlu menganggap kemenangan City dan Spurs sebagai hal biasa. 

Biarlah yang terjadi terjadilah. Tidak ada gunanya terus-terusan menyesal dan meratapi hal yang sudah terjadi. Let it be....

Manajer Liverpool, Juergen Klopp dalam wawancara di website resmi klub, juga menekankan pentingnya bersikap 'legowo' dalam menghadapi tekanan. Klopp tidak memungkiri timnya memang dalam situasi tertekan. Liverpool disebutnya kini tengah menghadapi pertandingan yang bisa membuat nervous. Apalagi, semua fans Liverpool kini berharap bisa melihat timnya menjuarai Liga Inggris setelah 29 tahun tidak pernah lagi juara liga.

"Tentu saja selalu ada tekanan. Tentu saja momen seperti ini bisa membuat nervous. Namun, jangan terlalu membesar-besarkan karena situasi seperti ini juga terjadi tahun lalu, dua tahun lalu ataupun tiga tahun lalu. Kami hanya perlu melakukan yang terbaik yang bisa kami lakukan," ujar Klopp dikutip dari www.liverpoolfc.com.

Dalam situasi seperti sekarang, kematangan Klopp memang diuji. Dia perlu mengeluarkan kembali 'sentuhan ajaibnya' seperti saat membawa Borussia Dortmund juara Bundesliga Jerman di musim 2010/11 setelah "puasa gelar" selama sembilan tahun. Di tahun berikutnya, Dortmund kembali juara. Itu prestasi bagus ditengah dominasi Bayern Munchen di Bundesliga Jerman.

Sejak datang melatih Liverpool di awal musim 2015/16, Klopp belum mampu meraih trofi untuk Liverpool. Dia hanya nyaris juara. Liverpool pernah dibawanya tiga kali tampil di final. Dari final League Cup 2016 dan final Europa League 2016, hingga final Liga Champions tahun 2018, tetapi semuanya hanya menjadi runner-up. Nah, tahun ini merupakan kesempatan terbaik Klopp untuk mempersembahkan trofi bagi Liverpool.

Berkaca dari sukses Dortmund dulu, Klopp menyebut, menjuarai kompetisi panjang hanya bisa terjadi bila sebuah tim mampu tampil fokus dan tidak terganggu dengan apapun yang terjadi di luar klub.

"Cukup lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan. Jika kamu memang bagus, maka akan terjadi (juara). Jika tidak (cukup bagus), itu (juara) tidak akan pernah terjadi. Sebenarnya semudah itu," jelas Klopp.

Dalam situasi normal bila bisa mengatasi tekanan, Liverpool sejatinya punya peluang besar untuk meraih kemenangan di pertandingan nanti. Di pertemuan pertama di Anfield, Liverpool menang telak 4-0 atas West Ham di laga pertama Liga Inggris musim ini.

Terlebih, West Ham sekarang tidak sedang tampil bagus. Tim yang dilatih Manuel Pellegrini ini selalu kalah dalam tiga pertandingan terakhir. Bahkan, tengah kemarin, The Hammers dihajar Wolverhampton 3-0 (30/1). Sebelumnya kalah 4-2 dari Wimbledon di Piala FA (27/1) dan takluk 2-0 dari Bournemouth (19/1).

Meski, itu semuanya terjadi di luar kandang. Ketika tampil di London Stadium, West Ham justru tampil bagus. Faktanya, West Ham pernah mengalahkan Arsenal 1-0 di kandang sendiri pada 12 Januari lalu.

Tetapi, kuncinya sebenarnya terletak pada bagaimana pemain-pemain Liverpool bisa "menjiwai" makna Let It Be nya The Beatles. Seperti halnya McCartney dulu yang bak tidak memedulikan kondisi 'rumah tempat bermusiknya' yang mulai retak.

Bila Liverpool tampil lepas, West Ham yang gawangnya sudah jebol 37 kali dalam 24 laga dan menjadi salah satu dari tujuh tim dengan pertahanan terburuk di Liga Inggris, bisa menjadi tempat Salah-Mane dan Firmino untuk 'bersenang-senang'.

Ya, Liverpool perlu tampil lepas. Seperti salah satu cuplikan lirik lagu Ob-La-Di, Ob-La-Da nya The Beatles yang 'lahir lebih dulu' dari Let It Be.

Obladi Oblada life goes on brahhh...

Lala how the life goes on...

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun