Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Asia 2019 antara Inovasi AFC dan Perang Bintang Pelatih

5 Januari 2019   08:30 Diperbarui: 5 Januari 2019   08:53 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi Piala Asia 2019 dengan desain baru/ Foto: Twitter @WE_global

Selain Zaccheroni juga ada nama Sven-Goran Eriksson. Untuk kali pertama, pelatih berpengalaman asal Swedia yang pernah membawa Lazio juara Serie A pada tahun 2000 ini akan merasakan atmosfer Piala Asia bersama tim yang ditanganinya, Filipina. Eriksson yang pernah melatih Inggris di Piala Dunia 2002 dan 2006, baru empat bulanan melatih Filipina. Dia dikontrak pada bulan Oktober.

Namun, Eriksson sudah melakukan 'pemanasan' dengan tampil di Piala AFF 2018 pada November-Desember 2018 lalu. Hasilnya, Filipina dibawanya ke semifinal sebelum dihentikan Vietnam yang akhirnya menjadi juara. Filipina bahkan mengungguli Indonesia di fase grup.

"Perang Bintang" Pelatih di Grup C

Di Piala Asia 2019, Filipina berada di Grup C bersama tim favorit, Korea Selatan, Tiongkok dan juga Kyrgystan. Filipina akan melakoni pertandingan pertamanya melawan Korea Selatan pada 7 Januari nanti.

Menariknya, Korea Selatan yang menjadi lawan Filipina dan biasanya dilatih "pelatih lokal", kali ini juga memilih orang luar berstatus "world cup coach". Korsel kini dilatih mantan pelatih Timnas Portugal di Piala 2014, Paulo Bento.

Paulo Bento, melatih Timnas Korsel di Piala Asia 2019/Foto: twitter.com/KORFootballNews
Paulo Bento, melatih Timnas Korsel di Piala Asia 2019/Foto: twitter.com/KORFootballNews
Bento tentunya diharapkan membawa Korsel mengakhiri paceklik gelar di level Asia selama 58 tahun. Ya, Korsel kali terakhir juara Asia pada tahun 1960 silam. Selama itu, Taeguk Warriors sebenarnya empat kali masuk final, tetapi semuanya berakhir dengan kekalahan. Termasuk di final Piala Asia 2015 lalu. Korsel kalah 1-2 dari Australia lewat gol menyakitkan di masa perpanjangan waktu.

Kali ini, dengan beberapa pemain top yang bermain di Eropa, salah satunya striker Son Heung-min tengah tampil bagus di Tottenham Hotspur, Korea Selatan menjadi salah satu negara yang diunggulkan untuk bisa tampil di final. Namun, Bento menolak bila Korsel disebut favorit utama.

"Saya yakin kami akan mampu bermain bagus, tetapi kami bukan satu-satunya tim yang bersaing memburu gelar. Tim-tim lain juga siap menjadi juara. Saya tidak berpikir kami favorit utama di turnamen ini," ujarnya.

Dan, Grup C seolah menjadi 'perang bintang' pelatih dengan nama tenar. Selain Eriksson dan Bento, juga ada nama Marcello Lippi yang menangani Timnas Tiongkok. Penggemar Liga Italia 90-an pastinya mengenal nama Lippi, pelatih berambut putih dengan cerutu besar di tangannya ketika pertandingan.

Lippi pelatih terakhir yang membawa Juventus jadi juara Liga Champions pada 1996 silam dan juga sukses membawa Italia menjadi juara di Piala Dunia 2016, diharapkan menjadi "tukang sulap" bagi Timnas Tiongkok untuk berprestasi di Piala Asia 2019.

Ya, bersama Lippi yang kini berusia 70 tahun, Tiongkok berharap bisa mengulang atau bahkan melebihi pencapaian terbaik mereka di Piala Asia kala menjadi finalis di edisi 2004 dan 1984.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun