Turnamen sepak bola Piala AFF 2018 kini tinggal menghitung hari. Turnamen "Piala Asia mini" di level Asia Tenggara ini akan dimulai pada 9 November mendatang. Sebanyak 10 negara ASEAN yang terbagi dalam dua grup--termasuk Timnas Indonesia--, akan bersaing menjadi "raja sepak bola ASEAN" 2018.
Pekan ini, Timnas Indonesia melalui sang pelatih, Bima Sakti, sudah mengumumkan 23 nama pemain yang akan tampil di Piala AFF 2018. Ke- 23 nama tersebut, merupakan nama-nama yang selama ini membela Tim Garuda baik di Asian Games 2018 lalu maupun di beberapa laga persahabatan.
Salah satu kejutan adalah tidak disertakannya nama Andik Vermansah yang sempat kembali berkostum Timnas ketika melawan Hongkong. Namun, yang paling menjadi sorotan publik adalah tidak adanya satupun pemain asal Papua yang masuk dalam tim asuhan Bima Sakti ini.
Ya, untuk kali pertama dalam sejarah keikutsertaan Timnas Indonesia senior di Piala AFF--dulunya bernama Piala Tiger, tidak ada pemain asal Papua. Sejak tahun 1996 yang merupakan partisipasi pertama Indonesia di Piala AFF hingga terakhir menjadi runner-up di edisi 2016 lalu, selalu ada pemain Papua di Timnas. Ini seperti halnya Timnas Italia yang hampir selalu menyertakan pemain asal Naples ataupun Timnas Inggris yang membawa pemain asal Liverpool. Â
Cerita pemain Papua di Timnas untuk Piala AFF dimulai era Aples Tecuari dan Chris Yarangga di tahun 1996. Berlanjut Alexander Pulalo di tahun 1998 dan Eduard Ivakdalam pada turnamen edisi tahun 2000. Lantas, di tahun 2002, ada nama Aples dan Elie Aiboy.Â
Pada 2004, Boaz Solossa untuk kali pertama tampil di Piala AFF bersama sang kakak, Ortizan Solossa. Tradisi Papua di Timnas Indonesia di Piala AFF, dilanjutkan Elie dan Erol Iba di tahun 2006. Hingga nama Yanto Basna dan Boaz pada edisi terakhir tahun 2016 lalu.
Merujuk nama-nama tersebut, kehadiran pemain Papua di Timnas Indonesia dalam sejarah Piala AFF, tidak sekadar sebagai pelengkap tim. Mereka merupakan pemain inti dan bahkan bisa dbilang pilar kekuatan Tim Garuda. Karenanya, merujuk pada tradisi dan juga masih cukup banyaknya potensi hebat asal Papua di era kekinian, ketiadaan pemain Papua di Timnas, pantas menjadi sorotan publik.
Mengapa tidak ada pemain Papua yang masuk timnas Piala AFF 2018?
Di jagad media sosial, warganet yang merupakan pecinta Timnas Indonesia, seperti terbelah dalam menyikapi kabar ini. Sikap warganet tersebut bisa diketahui dari komentar-komentar mereka di beberapa akun Instagram yang mengekspos kabar pemanggilan 23 nama pemain Indonesia untuk Piala AFF 2018 ini.
Ada warganet yang menyayangkan mengapa tidak ada satupun pemain Papua yang masuk tim. Mereka lantas menyebut beberapa nama pemain Papua seperti Todd Rivaldo Ferre, Yanto Basna, Osvaldo Haay dan juga Boaz Solossa yang dinilai masih layak membela Timnas di Piala AFF 2018.
Sementara warganet lainnya berkomentar bahwa pemain-pemain yang dipanggil memang kini sedang bagus penampilannya. Mereka juga percaya, pelatih pastinya punya pertimbangan matang dalam pemanggilan pemain ke Piala AFF.
Benar. Saya percaya, pelatih pasti punya pertimbangan matang perihal 23 nama yang dimasukkan dalam timnas untuk Piala AFF kali ini. Salah satunya penampilan terkini dari pemain. Ambil contoh Alberto "Beto" Goncalves. Saat ini, meski usianya sudah 37 tahun, tetapi harus diakui, pemain naturalisasi asal klub Sriwijaya FC ini merupakan finisher paling ganas.
Pun di lini tengah, nama-nama seperti Febri Haryadi dan Irfan Jaya, tengah dalam performa yang bagus. Keduanya juga bisa bermain padu dengan Evan Dimas Darmono dan Zulfiandi yang menjadi "nyawa" Indonesia di lini tengah.
Nah, bicara padu, seperti dikutip dari Kompas, faktor keterpaduan pemain menjadi pertimbangan utama. Terlebih, Pelatih Timnas, Bima Sakti yang baru hitungan pekan ditunjuk meneruskan kinerja Luis Milla dan tidak punya banyak waktu untuk melakukan pemantauan pemain lagi, pastinya menjadikan skuad era Milla sebagai referensi utama.
Bima Sakti menyebut ke-23 pemain yang dipanggil merupakan kombinasi pemain usia 23 yang bermain pada Asian Games 2018 dengan para pilar senior. "Perpaduan ini telah kami coba saat melakoni tiga laga uji coba internasional melawan Mauritius, Myanmar, dan Hong Kong," ujar Bima dikutip dari Kompas.
Meski, menurut saya, bila acuannya adalah penampilan terkini sang pemain, sejatinya masih ada beberapa posisi yang bisa diisi oleh pemain Papua. Ambil contoh Todd Ferre. Dia tampil bagus di Piala Asia U-19 bersama Timnas U-19. Todd Ferre bisa naik kelas ke Timnas Senior.
Dengan skill olah bola di atas rata-rata pemain Indonesia, pemain berusia 19 tahun ini bisa menjadi "senjata rahasia" Timnas di Piala AFF 2019. Meski jadi pemain cadangan, kita butuh pemain supersub sekelas Todd. Todd bisa mewarisi cerita hebat Kakak Boci--pangggilan Boaz Solossa--yang dulu mengawali debut di Piala AFF di usia 18 tahun.
Nama Yanto Basna yang musim ini tampil di Liga Thailand (Thai League 2) bersama klub Khon Kaen FC, juga dinilai oleh warganet layak dipertimbangkan masuk Timnas. Pemain kelahiran Sorong yang kini berusia 23 tahun ini dianggap lebih matang dan berhasil membawa klubnya ada di papan atas Thai League 2.
Tetapi memang, pada akhirnya, dalam pemanggilan seperti ini, di negara manapun, rasanya mustahil bisa menyenangkan semua pihak. Pihak pemain maupun tim yang tidak ikut masuk tim, tentunya merasa kecewa. Apalagi, setiap orang pastinya punya penilaian berbeda tentang kualitas pemain.
Namun, dalam hal ini, yang kita butuhkan adalah kepercayaan dan kebersamaan. Kita perlu percaya bahwa pelatih yang paling tahu kebutuhan tim. Selain urusan kekompakan tim, pelatih pastinya memiliki pertimbangan matang dalam membawa setiap pemain di tiap posisi. Semoga memang seperti itu.
Dan yang lebih penting, saatnya kita menjaga kebersamaan. Dengan Jumat (9/11/2018) pekan depan, Timnas sudah mengawali penampilan di Piala AFF 2018 dengan bertanding away ke Singapura, sudah seharusnya kita menyatukan dukungan untuk Timnas dan mengurangi friksi. Toh, keputusan (pemanggilan pemain) sudah diambil. Terpenting sekarang adalah fokus ke turnamen.
Pun, tidak perlu lagi berkomentar nyinyir semisal meragukan pengalaman dan kemampuan Bima Sakti melatih Timnas seperti beberapa berita yang berseliweran di media sosial. Kita doakan saja yang terbaik untuk Bima dan Timnas Indonesia.
Terlebih, Indonesia yang berada di Grup B, bakal melakoni lawan-lawan tangguh. Ada Thailand yang merupakan juara bertahan, Singapura, Filipina dan Timor Leste. Khusus untuk Piala AFF 2018 ini, Filipina bahkan mendatangkan pelatih tenar asal Swedia yang pernah menukangi Timnas Inggris, Sven Goran-Eriksson.
Sebab, hanya dengan kepercayaan dan dukungan kuat satu suara dari semua elemen, Timnas Indonesia akan lebih percaya diri untuk tampil di turnamen yang belum pernah kita juarai ini. Salam.
Sumber:
Kali Pertama, Timnas Indonesia Tak Diperkuat Pemain Papua di Piala AFF Â
AFF Suzuki Cup Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H