Lopetegui yang semasa berkarier di lapangan berposisi sebagai penjaga gawang, disebut "kualat" dan terkena karma dari keputusannya "mengkhianati" Timnas Spanyol demi karier pribadinya. Meski, bila melihat bagaimana Real Madrid memperlakukan para pelatihnya di masa lalu, pemecatan itu tidak mengejutkan.
Memang, di masa-masa awal melatih Real Madrid, Lopetegui sempat "gagah perkasa". Dia membawa Los Blancos meraih start bagus di Liga Spanyol dan Liga Champions. Meski, awal bagus itu sepertinya "palsu" dan ternyata benar menipu seperti yang pernah saya ulas dalam tulisan Real Madrid yang "Pura-pura Kuat".
Dari kisah Lopetegui, ada benang merah yang bisa kita tarik sebagai pembelajaran. Bahwa, pekerjaan yang diawali melalui cara yang tidak benar, sangat mungkin juga akan berakhir tidak benar. Pekerjaan yang diawali dengan konflik, skandal, gegeran, juga bisa berakhir dengan cara seperti itu.
Sekadar contoh, ketika tes penerimaan pegawai pemerintah kapan hari dan juga yang dulu-dulu, acapkali beredar adanya sosok titipan. Mungkin itu sekadar isu bohong. Tetapi yang jelas, bila melakukan cara tidak benar untuk mendapatkan pekerjaan, sangat mungkin juga akan melakukan cara-cara tidak benar selama bekerja dan mungkin akan berakhir nahas.
Bukankah kita sering mendapatkan asupan informasi ataupun opini perihal mereka yang untuk mendapatkan pekerjaan harus mengeluarkan uang terlebih dulu, dan bila sudah bekerja, mereka tentunya akan berpikir bagaimana balik modal? Dari awal yang seperti itu, masalah pelik bisa muncul. Â
Semoga kisah nahas Lopetegui bisa menjadi cermin bagi kita. Cermin yang membuat kita bisa memungut hikmahnya. Salam.