Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kala Garuda Muda "Menjemput Impian" ke Piala Dunia

28 Oktober 2018   08:26 Diperbarui: 28 Oktober 2018   09:14 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas U-19, tidak gentar menghadapi Jepang di laga perempat final Piala Asia U-19/Foto: Bola.net

Toh, secara tim, Indonesia sebenarnya tidak berbeda jauh dari Jepang. Bila Jepang punya Takefusa Kubo, Garuda Muda punya Egy Maulana Vikri yang juag dijuluki "Messi". Timnas U-19 juga punya Witan Sulaeman dan Todd Rvaldo yang sama-sama mencetak tiga gol.  

Salah satu nilai minus Garuda Muda boleh jadi adalah absennya bek Nurhidayat Haji Harris yang terkena skorsing tampil imbas kartu kuning kedua (kartu merah) saat melawan Uni Emirat Arab di laga terakhir Grup A. Toh, Indra Sjafri pastinya sudah punya pengganti. Bisa memainkan Indra Mustafa. Atau mungkin ada kejutan yang disiapkan.

Terpenting, Garuda Muda harus menghadapi Jepang tanpa beban. Mereka tidak boleh tampil di lapangan bak menggendong monyet di punggung. Sebaliknya, Witan Sulaeman dkk harus bermain dengan kegembiraan.

Katanya anak-anak Indonesia itu mudah tersenyum. Seharusnya, permainan bola membuat mereka tersenyum, seperti halnya anak-anak Brasil yang bisa menari dan anak-anak Afrika yang bisa bernyanyi lewat sepak bola. Ya, bermainlah dengan gembira. Tak perlu terbebani dengan mimpi tampil di Piala Dunia.

Bila Jepang menjadikan bola sebagai teman, seperti  ucapan figur manga Captain Tsubasa yang menginspirasi anak-anak Jepang untuk bermain sepak bola, maka anak-anak Garuda Muda bermain bola dengan iringan doa dari penjuru negeri dan kepasrahan pada Tuhan.

Seperti yang dulu sering mereka lakukan setelah mencetak gol: mencium rumput lapangan. Bersujud syukur. Itu sebagai tanda berterima kasih kepada Tuhan. Tidak perlu ada selebrasi pongah tanda keangkuhan. Ya, kesederhanaan sikap, kerja keras, doa dan kepasrahan pada Tuhan itulah yang akan membuat anak-anak Garuda Muda tidak gentar menghadapi Jepang.  

Selamat berjuang Garuda Muda. Doa terbaik untuk perjuangan kalian. Semoga kalian adalah awal dari mimpi negeri ini untuk bisa tampil di Piala Dunia. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun