Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kita, Orang Dewasa yang Sering Kekanak-kanakan

11 Oktober 2018   10:29 Diperbarui: 17 Oktober 2018   08:53 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap hari kita terlibat pembicaraan dengan orang lain. Kita berkomunikasi dengan banyak orang.

Nah, dari cara kita berkomunikasi, bisa diketahui apakah kita bisa bersikap dewasa atau malah kekanak-kanakan.

Ketika berkomunikasi, orang dewasa akan memahami bahwa esensi berdialog adalah tahu waktu. Maksudnya, mereka akan tahu kapan waktunya mereka berbicara dan kapan waktunya mendengarkan ucapan orang lain. Malah, mereka akan lebih banyak mendengar daripada berbicara.

Sebaliknya, mereka yang kenakan-kanakan akan selalu ingin berbicara dan ingin didengar. Bahkan, ketika lawan bicaranya masih berbicara, mereka terbiasa memotong pembicaraan karena ingin kembali dirinya yang bicara.

Pun, ketika sedag berdebat, karena terbiasa mau mendengar, orang dewasa akan menciptakan percakapan yang produktif dan berkualitas.

Sementara mereka yang kekanak-kanakan akan selalu ingin tampil dan ingin menang ketika berargumen. Lucunya lagi bila sekadar berani tetapi substansi omongannya dangkal.

Ketika berhubungan dengan orang lain

Konteks berhubungan dengan orang lain ini luas. Ada hubungan personal dengan personal. Ada yang hubungan antara atasan dengan bawahan. Poin pentingnya adalah bagaimana kita memandang orang lai ketika berhubungan.

Andai ketika dipercaya menjadi atasan, orang dewasa akan bisa memahami bahwa setiap anak buahnya itu unik. Karenanya, dia akan mengutamakan pendekatan personal untuk bisa membangun sinergi dengan orang yang dipimpinnya.

Sementara mereka yang kekanak-kanakan, cenderung berpikir bahwa setiap orang harus punya kesamaan pikiran dan sikap dengan dirinya. Bila dia menjadi atasan, dia akan menjadi pemimpin yang memaksakan kehendak kepada siapa saja yang dipimpinnya.

Dalam menjalani hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun