Setiap hari kita terlibat pembicaraan dengan orang lain. Kita berkomunikasi dengan banyak orang.
Nah, dari cara kita berkomunikasi, bisa diketahui apakah kita bisa bersikap dewasa atau malah kekanak-kanakan.
Ketika berkomunikasi, orang dewasa akan memahami bahwa esensi berdialog adalah tahu waktu. Maksudnya, mereka akan tahu kapan waktunya mereka berbicara dan kapan waktunya mendengarkan ucapan orang lain. Malah, mereka akan lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Sebaliknya, mereka yang kenakan-kanakan akan selalu ingin berbicara dan ingin didengar. Bahkan, ketika lawan bicaranya masih berbicara, mereka terbiasa memotong pembicaraan karena ingin kembali dirinya yang bicara.
Pun, ketika sedag berdebat, karena terbiasa mau mendengar, orang dewasa akan menciptakan percakapan yang produktif dan berkualitas.
Sementara mereka yang kekanak-kanakan akan selalu ingin tampil dan ingin menang ketika berargumen. Lucunya lagi bila sekadar berani tetapi substansi omongannya dangkal.
Ketika berhubungan dengan orang lain
Konteks berhubungan dengan orang lain ini luas. Ada hubungan personal dengan personal. Ada yang hubungan antara atasan dengan bawahan. Poin pentingnya adalah bagaimana kita memandang orang lai ketika berhubungan.
Andai ketika dipercaya menjadi atasan, orang dewasa akan bisa memahami bahwa setiap anak buahnya itu unik. Karenanya, dia akan mengutamakan pendekatan personal untuk bisa membangun sinergi dengan orang yang dipimpinnya.
Sementara mereka yang kekanak-kanakan, cenderung berpikir bahwa setiap orang harus punya kesamaan pikiran dan sikap dengan dirinya. Bila dia menjadi atasan, dia akan menjadi pemimpin yang memaksakan kehendak kepada siapa saja yang dipimpinnya.
Dalam menjalani hidup