Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Agar Pernikahan Tak Seperti "Membeli Barang Elektronik"

26 September 2018   07:59 Diperbarui: 26 September 2018   14:10 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencoba Bangun Tidur di Waktu yang Sama

Pagi adalah periode menentukan untuk bisa mengawali hari dengan mengasyikkan atau menyebalkan. Namun, tidak jarang, pasangan memiliki rutinitas pagi yang sama sekali berbeda.

Ada kawan yang karena bekerja hingga larut malam, jarang bisa menikmati pagi bersama istrinya. Ketika dia pulang kerja dan tiba di rumah pada tengah malam, istri dan anak-anaknya sudah tertidur pulas. Dan pagi ketika istrinya beraktivitas maupun berangkat kerja, giliran dia masih tertidur karena baru berangkat bekerja pada siang hari. Mereka hanya bisa menikmati hari bersama ketika libur.

Di periode tahun-tahun awal menikah, saya dulu juga punya pengalaman bermasalah dengan waktu tidur yang amburadul. Saya pulang kerja larut malam dan ketika tiba di rumah, istri dan anak saya sudah tertidur. Saya terbiasa baru tidur di atas pukul 24.00 WIB. Selepas Shubuh saya biasanya menambahi "tidur jilid II" satu atau dua jam. 

Di pagi hari, sebelum berangkat bekerja, saya usahakan untuk menikmati pagi, sekadar jalan-jalan bersama istri dan anak. Ataupun mengantarnya berbelanja ke tukang sayur.

Menurut para psikolog, pasangan bahagia punya semangat untuk menghidupkan pagi dengan mencoba bangun tidur di jam yang hampir bersamaan. Dengan begitu, mereka bisa saling berpandangan, berpelukan dan berkomunikasi sebelum memulai hari. Mereka tidak mau membiarkan pasangannya sendirian di pagi hari.

Mudah Tersenyum, Tak Peduli Seberapa Lelah

Tidak semua pasangan bisa merasakan waktu tidur cukup. Tidak semua pasangan bisa berangkat tidur bersamaan. Karena pekerjaan, ada yang baru bisa tidur dini hari sehingga terbangun dalam kondisi masih lelah dan mengantuk.

Namun, merusak pagi hanya karena lelah dan mengantuk lantas kita bersikap ketus dan uring-uringan. Seberapapun lelah, jangan melupakan satu hal di pagi hari: tersenyum. Ya, selelah apapun, jangan lupa untuk tersenyum pada pasangan. Dari senyuman inilah, interaksi dengan pasangan dimulai. Apa susahnya tersenyum?

Menikmati Secangkir Kopi Atau Teh Bersama

Duduk bersama di teras depan rumah atau di ruang tamu sembari meminum secangkir kopi atau teh bersama-sama, menjadi salah satu kebiasaan membahagiakan untuk mengawali pagi. Cukup dengan secangkir kopi atau teh, lantas berbincang tentang rencana hari itu, maka pagi akan serasa sangat sejuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun