Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membenci itu Melelahkan, Mulailah Memaafkan

19 September 2018   21:56 Diperbarui: 22 September 2018   02:06 3528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: @kulturtava

Bahwa hidup itu berjalan sangat cepat. Hidup itu singkat. Lalu, apa iya kita mau membuang waktu untuk terus membicarakan orang yang dibenci.

Pun, dalam soal pilihan politik yang sejatinya soal pilihan, lantas kita membenci orang yang tidak sama pilihannya dengan kita. Apa iya kita mau terus berdebat dan berargumen yang didorong kebencian karena sikap fanatik akibat berbeda pilihan itu.  

Malah, terkadang kita sampai lupa untuk memperhatikan orang-orang yang kita cinta karena terlalu sering menggerutu tentang orang yang kita benci. Padahal, hidup itu terlalu singkat untuk membalas kebaikan orang-orang yang mencintai kita. Lalu, kenapa kita harus menghabiskan waktu untuk membenci orang lain? Mengapa kita merusak hubungan yang sudah baik hanya karena hal-hal yang sejatinya tidak perlu dimasukkan hati.

Benci akan membuat kita 'terpenjara'

Ketika membenci seseorang, kita akan lebih memilih menghindari orang itu. Ogah bertemu. Sebab, emosi kita mendorong kita merasa tidak nyaman ketika dia ada di dekat kita. Bial seperti itu, ruang gerak pun menjadi terbatas karena ulah sendiri.

Bayangkan saja, semisal di kampus, ketika hendak ke kantin atau ke perpustakaan, karena melihat ada orang yang dibenci, niat itu pun diurungkan. Pun di lingkungan tempat tinggal, semisal ada tetangga yang tidak disuka, ketika hendak jogging di pagi hari, bisa saja batal hanya karena orang yang dibenci itu ternyata berada di depan rumahnya dan kita malas bertemu dengannya. Bukankah itu sama artinya dengan kita terpenjara oleh ulah sendiri.

Ya, membenci itu melelahkan. Jangan terbiasa mencaci, jangan sisakan ruang di hati untuk membenci. Mulailah memaafkan. Mulailah dengan berdamai dengan dirimu sendiri. Sebab, hati kita berhak akan kedamaian. Hidup kita akan bahagia bial mengingat kebaikan orang lain, bukan sebaliknya. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun