Tak Perlu Salah Tingkah
Ketika sesi wawancara, untuk menghilangkan grogi maka beberapa orang kadang bertingkah tidak biasa. Ada yang salah tingkah semisal suka menggoyang-goyang kaki saat duduk, pegang-pegang rambut seolah meraikan rambut, menggaruk kepala yang sejatinya tidak gatal, apalagi bila ngupil sembarangan.
Bukan tidak mungkin, pewawancara akan tidak respek bila kita melakukan ulah-ulah aneh itu. Jadi, selama wawancara, kebiasaan salah tingkah seperti itu harus dihilangkan. Tetaplah bersikap tenang sembari mendengarkan dan menjawab pertanyaan dari pewawancara dengan sopan dan lugas.
Berdandan Berlebihan atau Terlalu Seadanya
Beda perusahaan, beda selera. Ada perusahaan yang lebih mengutamakan skill dibanding penampilan. Namun, bagaimanapun, penampilan utamanya cara berpakaian, harus tetap diperhatikan. Yang penting harus berpakaian rapi dan menjaga sopan santun saat sesi wawancara.
Hindari memakai pakaian berlebihan saat wawancara atau juga berpakaian seadanya semisal memakai kaos. Sebab, berpakaian berlebihan atau juga berpakaian terlalu  seadanya apalagi bila pakaiannya lusuh, akan memunculkan kesan kurang manis dari pihak perusahaan terhadap kalian. Minimal, pakaian sudah disetrika.
Bagi para cowok, rambut tentunya harus rapi dan badan juga harus wangi. Andaikan ketika sampai di tempat wawancara baju basah karena keringat, lebih baik ganti baju daripada langsung mendapat nilai buruk.
Menjelekkan Perusahaan Lama
Nah, kalau yang ini khusus bagi yang sebelumnya telah bekerja di perusahaan dan menjalani sesi wawancara di perusahaan baru. Bila pewawancara membaca CV kita dan tahu kita pernah bekerja di tempat lain, bukan tidak mungkin pewawancara akan mengajukan pertanyakan 'jebakan'. Semisal "apa kekurangan perusahaan tempat mu bekerja sebelumnya sehingga kamu memutuskan keluar?".Â
Bila mendapat pertanyaan seperti ini, jangan terjebak. Jangan malah mengumbar kejelekan perusahaan lama dengan berapi-api.
Sebab, ketika kita terlalu banyak bicara dengan mengumbar kejelekan perusahaan lama, bukan tidak mungkin pewawancara justru menilai bahwa sebenarnya yang bermasalah adalah kita sehingga memutuskan resign atau tidak diperpanjang kontrak di tempat kerja lama. Dan itu tentunya menjadi nilai minus bagi kamu.