Di sisi lain, kekalahan itu menjadi gambaran betapa Liliyana memang sudah tidak muda lagi. Apalagi dia sempat mengalami cedera. Seusai laga, Liliyana mengakui bahwa secara kecepatan dan power, mereka sulit mengimbangi Siwei/Yaqiong yang usianya jauh lebih muda.Â
Siwei masih 23 tahun dan Yaqiong (24 tahun) yang disebut-sebut salah satu 'pemain depan' terbaik merujuk pada kecepatan dan kemampuan membaca permainan.
"Kami sudah berusaha maksimal, tetapi pasangan Tiongkok memang bermain cukup baik. Kalau saya rasa, dari power dan speed nya kami kalah jauh. Kalau sudah bermain defense sudah pasti mati," ujar Liliyana dikutip dari Badminton Indonesia.
"Lawan kami bukan pasangan yang mudah, habis juara dunia, rangking satu dunia. Dari awal kami persiapkan tidak akan mudah. Kami sudah menerapkan apa yang diinstruksikan pelatih, tapi memang sulit keluar dari tekanan mereka," sambung pebulutangkis kelahiran Manado ini.
Dia menyatakan akan mengakhiri perjalanan karier emasnya sebagai pebulutangkis pada Februari atau Maret 2019.
"Perjalanan karier saya sudah cukup. Cepat atau lambat seorang atlet pasti akan memutuskan untuk berhenti," ucap Liliyana seperti dikutip dari BolaSport.com.
"Saya pikir sudah saatnya untuk berhenti. Agar Owi (Tontowi Ahmad) juga bisa mengangkat pemain junior ganda campuran," sambung pemain yang juga pernah berpasangan dengan Nova Widianto serta Vita Marissa di ganda putri.
Penggantinya masih samar-samar
Ya, semua atlet pada akhirnya akan menghadapi masa senjakala karena usia. Itu siklus alam yang harus dihormati, bukan dilawan. Terpenting, bagaimana menghasilkan generasi baru yang mampu meneruskan prestasi hebat Liliyana.