Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Perhatian Pemerintah untuk Atlet, Energi Bagus Sambut Asian Games 2018

31 Juli 2018   06:13 Diperbarui: 31 Juli 2018   06:36 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menpora Imam Nahrawi memberikan apresiasi kepada Lalu Zhori yang berprestasi di tingkat dunia/Foto: Instagram Kemenpora

Jelang pelaksanaan Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang mulai 18 Agustus 2018 mendatang, hari-hari Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, menjadi jauh lebih sibuk. Tidak percaya?

Cobalah mampir ke akun Instagram milik pak menteri kelahiran Pulau Madura ini @nahrawi_imam, ataupun akun Instagram resmi Kementerian Pemuda Olahraga RI @Kemenpora. Di dua akun tersebut, sampean (Anda) bisa menemukan beragam aktivitas yang menjadi penjelas tingkat kepadatan agenda menteri yang satu ini.

Seperti mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau sejumlah venue yang akan digunakan untuk Asian Games 2018, meninjau kesiapan atlet-atlet dari beberapa cabang olahraga dengan mengunjungi tempat latihan para atlet, rapat di Kementrian Pemuda Olahraga, ataupun mendatangi acara kepemudaan. Hingga, menyebarkan energi dan semangat Asian Games kepada netizen dan masyarakat dengan mengenalkan beberapa atlet-atlet berprestasi Indonesia melalui akun IG nya.

Sebagai salah seorang 'pengamat' media sosial, saya memang cukup sering memantau postingan-postingan Imam Nahrawi di akun media sosialnya. Selain postingannya informatif, narasi penjelas dari foto yang dimuat, menurut saya juga tertata bagus. 

Tidak lebay. Serta, selalu ada pesan yang terselip. Dan, dari semua aktivitas pak Menteri yang 'dimumkan ke publik' itu, yang paling menarik perhatian saya adalah postingan-postingan perihal perhatian pemerintah--dalam hal ini Kemenpora--kepada para atlet Indonesia dan juga mantan atlet Indonesia.

Kabar bagus jelang dimulainya Asian Games 2018

Sebuah kebetulan, dalam beberapa bulan terakhir jelang dimulainya Asian Games 2018, kabar bagus seolah tidak henti-hentinya menghampiri dunia olahraga Indonesia. 

Satu demi satu atlet Indonesia, meraih prestasi di tingkat dunia. Juara dunia asal Indonesia, bermunculan. Tentunya ini menjadi bekal bagus bagi Indonesia untuk tampil di Asian Games 2018.

Ada tim wushu junior Indonesia yang menjadi juara di Kejuaraan Dunia wushu junior di Brasil, lalu karateka Fauzan Noor yang menorehkan prestas di Kejuaraan Dunia Karate Tradisional di Praha, Republik Ceko. Juga ada pecatur muda Samantha Edithso yang meraih juara dunia di FIDE World Championship 2018 U-10 di Belarusia. 

Dan tentu saja, prestasi fenomenal pelari asal Desa Pemanang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhammad Zohri yang menghentak dunia dan menggairahkan nasionalisme kita usai meraih medali emas di Kejuaraan Atletik Dunia U-20. Dan saya yakin masih ada banyak atlet kita yang punya prestasi mendunia.

Tidak hanya kabar membanggakan, dunia olahraga Indonesia juga mendapat kabar pilu perihal nasib mantan atlet yang merana di masa tuanya. Kisah yang seolah "lagu lama" yang kembali terdengar. Terbaru, ada kabar tentang Mbah Soeharto (68 tahun), mantan atlet atletik (tolak peluru) peraih medali perunggu di SEA Games 1976 yang di masa tuanya hanya hidup bersama istrinya yang kini sakit-sakitan dan dia sendiri dalam kondisi kedua mataya tidak bisa melihat dengan jelas.  

Menpora Imam Nahrawi memberikan apresiasi kepada Lalu Zhori yang berprestasi di tingkat dunia/Foto: Instagram Kemenpora
Menpora Imam Nahrawi memberikan apresiasi kepada Lalu Zhori yang berprestasi di tingkat dunia/Foto: Instagram Kemenpora
Menyikapi dua kabar itu, pemerintah menunjukkan perhatian besar. Kepada para atlet berprestasi itu, Kemenpora mengundang mereka sembari memberikan guyuran bonus untuk mengapresiasi prestasi dan perjuangan para atlet-atlet hebat tersebut dalam mengharumkan nama bangsa di kancah dunia. 

Khusus untuk Lalu Zohri, Imam Nahrawi bersama rombongan dari Kemenpora dan PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) bahkan menjemput anak muda inspiratif ini dari bandara.  

Pemerintah juga sigap merespons pemberitaan Mbah Soeharto yang cukup viral di medai sosial tersebut. 

Di awal pekan lalu, Selasa (24/7/2018), melalui Menpora, pemerintah hadir langsung ke kediaman Mbah Soeharto di Surabaya untuk memberikan bantuan dana Rp 40 juta rupiah. Dari beberapa postingan foto di akun IG Kemenpora, Mbah Soeharto terlihat gembira dan tertawa lepas ketika ngobrol dengan pak menteri. Hari itu, Mbah Soeharto bisa merasakan bahwa prestasinya semasa menjadi atlet, bukanlah sebuah kesia-siaan.

Tiga pesan bagus dari perhatian pemerintah kepada para atlet

Perhatian pemerintah melalui Kemenpora kepada para atlet berprestasi dan juga mantan atlet yang memang membutuhkan perhatian tersebut, menurut saya merupakan energi bagus bagi Indonesia jelang dimulainya Asian Games 2018. Ada beberapa pesan bagus yang tersirat dari perhatian pemerintah tersebut.

Pertama, perhatian dari pemerintah tersebut menjadi dorongan semangat yang luar biasa kepada para atlet untuk mengukir prestasi di Asian Games 2018. Saya tidak menyangsikan nasionalisme para atlet yang berjuang mengharumkan nama bangsa lewat olahraga. 

Pernah menjadi 'atlet kecil-kecilan' di level kampus dan tempat kerja membuat saya paham, seorang atlet ketika ada di pertandingan, pikiran mereka hanyalah satu: meraih hasil maksimal. Tidak ada pikiran lain.

Namun, seberapapun tebal nasionalisme para atlet ini, tetap harus diingat bahwa mereka juga manusia yang membutuhkan asupan materi untuk menyenangkan kelurga yang menjadi bagian sentral sukses mereka. 

Terlebih bila sang atlet sudah berstatus sebagai orang tua yang harus memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

Perhatian pemerintah menjadi energi bagus bagi paa atlet jelang bertanding di Asian Games 2018/Foto : Instgram Imam Nahrawi
Perhatian pemerintah menjadi energi bagus bagi paa atlet jelang bertanding di Asian Games 2018/Foto : Instgram Imam Nahrawi
Terkait perhatian pemerintah ini, dikutip dari  kompascom, pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp 64 miliar untuk dialokasikan kepada para atlet yang mendapatkan medali di Asian Games 2018 nanti. 

Bila di Asian Games 2014, atlet peraih medali emas mendapatkan bonus Rp 400 juta, untuk kali ini dinaikkan menjadi sekitar 250 persen. Estimasinya, setiap atlet yang meraih medali emas di Asian Games 2018, berhak mendapatkan bonus sekitar Rp 1,4 miliar.

Bahkan, selain bonus uang, khusus atlet berprestasi di Asian Games 2018 juga akan mendapatkan tambahan bonus berupa pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan satu unit rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) seperti dikutip dari

http://setkab.go.id/selain-jadi-cpns-pemerintah-siapkan-bonus-besar-dan-rumah-bagi-peraih-medali-asian-games-2018/.

Perhatian pemerintah melalui pemberian bonus kepada para atlet berprestasi, tentunya diharapkan akan memacu semangat para atlet yang akan tampil di Asian Games 2018. Para atlet tahu, prestasi mereka akan dihargai. Bukan sekadar dihargai materi, tetapi juga penghargaan pada perjuangan mereka di arena. Dan itu akan sangat berdampak pada motivasi mereka ketika bertanding.

Kedua, perhatian pemerintah kepada mantan atlet seperti Mbah Soeharto, mengandung pesan yang sangat kuat. Bahwa, pemerintah tidak hanya punya perhatian besar kepada atlet yang tengah berada pada masa jayanya. 

Namun juga peduli kepada para mantan atlet berprestasi yang tidak semuanya bisa menikmati masa tuanya dengan hidup serba berkecukupan.

Mungkin, di luar sana, masih ada mantan atlet yang belum mendapatkan perhatian pemerintah. Namun, mari berpikir positif bahwa mungkin pemerintah belum tahu.

 Toh, di era media sosial seperti sekarang, semua orang bisa 'memberitahu' pemerintah tanpa susah payah. Cukup dengan memposting kehidupan sang mantan atlet di akun media sosial sembari menuliskan narasi penjelas, lantas "diberitahukan" ke akun resmi IG Kemenpora.

Dengan pemerintah peduli pada nasib mantan atlet, itu memberikan energi dan pikiran positif kepada para atlet yang akan bertanding di Asian Games 2018 mendatang. Bahwa dengan berprestasi setinggi mungkin di Asian Games, kehidupan mereka sebagai atlet akan diperhatikan pemerintah. Tidak hanya di masa sekarang, tetapi juga kehidupan mereka setelah tidak lagi menjadi atlet.

Ketiga, perhatian pemerintah kepada para atlet dan mantan atlet tersebut juga akan menginspirasi anak-anak di Indonesia untuk tidak ragu menjadi atlet. 

Pun, mereka yang sudah menapaki jejak sebagai atlet di usia anak-anak, semakin bersemangat untuk berlatih dan mengejar prestasi. Anak-anak akan memiliki pemahaman bahwa menjadi atlet berprestasi di Indonesia tidak ada ruginya.

Selain mendapatkan perhatian dari pemerintah, mereka juga berkesempatan membuat bangga keluarga dan dirinya sendiri. 

Mereka juga bisa 'terbang' ke belahan dunia manapun untuk menunaikan tugas sebagai duta olahraga. Bahkan, bisa mengibarkan bendera merah putih ke tiang tertingi di negara lain. Itu keren bukan.

Pada akhirnya, semoga perhatian pemerintah ini benar-benar bisa menjadi energi bagus bagi para atlet untuk berjuang di Asian Games. Dan output yang kita harapkan, di event olahraga terbesar di Asia ini, Indonesia bisa 'panen prestasi' di negeri sendiri. 

Bila di Incheon, Korea Selatan pada Asian Games 2014 lalu, Indonesia bisa meraih 4 medali emas, 5 medali perak dan 11 medali perunggu, semoga kali ini atlet-atlet Indonesia bisa berprestasi jauh lebih hebat lagi dan meraih sebanyak-banyaknya medali. Demi kebanggaan bangsa. Salam olahraga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun