Why do we fall?
Kalimat tanya itu diucapkan Alfred Pennyworth dengan intonasi menggetarkan. Baru saja, lelaki tua itu menyelamatkan Bruce Wayne yang nyaris tewas terkubur reruntuhan bangunan "istana" Wayne Manor yang dibakar sang musuh utama, Ra's al Ghul.
Di tengah situasi kalah dan keputusasaan, Alfred mengucapkan kalimat tanya itu. "Why do we fall?" yang lantas dijawabnya sendiri "so we can learn to pick ourselves up". Apa jawab Bruce? "Ah, rupanya kamu belum berputus asa dengan saya".
Percakapan manis di tengah kebakaran itulah yang lantas memotivasi Bruce untuk bangkit dari kejatuhan. Percakapan itu yang membuatnya belajar dari kegagalan. Menjadi lebih tegar dan kuat. Dia pun berhasil menyelamatkan kotanya dari komplotan penjahat. Bagi saya, percakapan itu menjadi bagian terbaik dalam Batman Begins, sekuel pertama film reboots Batman garapan Christoper Nolan pada 2005 lalu.Dan, saya mengandaikan percakapan batin seperti itulah yang telah menguatkan mental pria bernama Radamel Falcao Garcia Zarate untuk bangkit dari keputusasaan di titik terendah dalam kariernya pada empat tahun silam, hingga akhirnya bisa tampil di Piala Dunia tahun ini. Falcao adalah gambaran pesepak bola yang perjalanan kariernya laksana siklus bulan. Dari bukan siapa-siapa, lalu tumbuh menjadi 'purnama', kemudian terlupakan dan kembali menjadi purnama.
Petaka cedera jelang Piala Dunia 2014
Empat tahun lalu, Falcao sebenarnya berpeluang tampil di Piala Dunia 2014 di Brasil. Penampilan apik di musim perdananya bersama AS Monaco setelah pindah dari Atletico, membuatnya mendapat garansi masuk Timnas Kolombia ke Piala Dunia. Dia merasa kariernya di Timnas akan sempurna setelah menjalani debut di tahun 2007 ketika usianya masih 21 tahun.
Namun, takdir rupanya berkata lain. Sebuah benturan fisik dengan pemain Monts d'Or Azergues Foot dalam turnamen Coupe de France pada Januari 2014, membuat Falcao mengalami cedera lutut parah. Empat bulan jelang Piala Dunia 2014, Falcao berusaha sekuat tenaga untuk pulih sebelum Piala Dunia bergulir. Dia memang pulih. Namun, Pelatih Kolombia, Jose Pkerman rupanya tidak mau ambil risiko. Dia mengabaikan Falcao dengan dalih mepetnya waktu kesembuhannya dengan bergulirnya Piala Dunia. Terlebih, masih ada striker dalam kondisi fit seperti Teofilo Gutierrez, Carlos Bacca dan Jackson Martinez.
"Saya sangat terpukul tidak bisa tampil di Brasil empat tahun lalu. Cedera itu seperti merenggut mimpi saya," ujar Falcao dikutip dari Marca.
Dan, Falcao pun hanya menjadi penonton ketika rekan-rekannya tampil bagus di Brasil. Dia hanya bisa mendoakan dari jauh perjuangan James Rodriguez dkk pada akhirnya melangkah hingga perempat final.
Pernah berada di bibir jurang kehancuran karier di Liga Inggris
Gagal tampil di Piala Dunia 2014 ternyata bukan akhir buruk bagi Falcao. Justru, itu hanya awalan. Selepas Piala Dunia, sempat membela AS Monaco di awal musim, dia lantas dipinjamkan ke klub Inggris, Manchester United. Fans United berharap Falcao yang mendapat kostum nomor 9, bisa memperlihatkan ketajamannya sesuai julukanya sebagai El Tigre alias The Tiger.