Filosofi mendandani rumah jelang Lebaran
Selain itu, dengan mencoba mengecat pagar dan rumah sendiri, saya bisa menanamkan makna kerja sama kepada dua anak saya yang baru berusia jelang 7 tahun dan 5,3 tahun. Kebetulan mereka memang sibuk menawarkan bantuan mengecat. Saya lantas mengarahkan mereka untuk membantu mama nya menata ruang tamu dan bersih-bersih rumah. Toh, mereka senang bisa dilbatkan dalam 'aksi bersih-bersih rumah" ini.Â
Ah ya, bagi saya, beres-beres rumah jelang Lebaran itu menjadi salah satu bentuk syukur menyambut Hari Kemenangan. Bersyukur karena mendapat keleluasaan rezeki dan dipakai untuk menghormati kerabat dan saudara yang mungkin berniat bertamu ke rumah. Bukankah bila rumahnya nyaman, niat menyambung silaturrahmi juga akan senang.
Selain itu, mengecat rumah jelang Lebaran, menurut saya memiliki makna filosofis. Bahwa dengan memoles rumah terlihat seperti kembali baru, semoga kita yang telah ditempa dengan puasa Ramadan selama sebulan penuh, bisa kembali menjadi "manusia baru", manusia yang kembali fitrah.Â
Nah, setelah rumah didandani lebih cantik, rapi dan bersih. Lalu, istri juga sudah menyiapkan beberapa kue dan camilan gurih plus minuman segar untuk Lebaran nanti, monggo bila sampean berminat ke rumah  kami. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H