Hikmah yang bisa diambil dari mitos ini, Ramadan seharusnya menjadi kesempatan terbaik untuk "berkenalan lebih dekat" dengan nikmatnya sholat Shubuh berjamaah. Bila di luar Ramadan, kita seringkali masih tidur ketika seruan adzan Shubuh, maka di bulan Ramadan, mumpung sudah bangun, tunaikan dulu sholat Shubuh di masjid. Meski, setelah sholat Shubuh, godaan tidur jilid II ini masih belum hilang.
3. Banyak Istirahat/Tidur Saat Berpuasa
Sampean mungkin pernah mendengar bunyi hadist yang menyebut bahwa tidurnya orang berpuasa adalah ibadah. Meski ada yang menyebut hadist yang dimaksud tersebut lemah. Saya pribadi menganggap tidur di bulan Ramadan itu bernilai lebih bagus ketika bila tidak tidur justru melakukan hal-hal yang bisa merusak puasa. Namun, selama bisa beraktivitas dan menjaga keutamaan puasa, bekerja tentunya lebih utama daripada tidur.
Namun, ada juga yang salah kaprah memaknainya. Sehingga, sebagian orang yang berpuasa merasa bahwa Ramadan adalah bulan untuk lebih banyak beristirahat karena merasa badannya terasa lemas. Malah, siang di waktu Ramadan dianggap sebagai waktu "balas dendam" untuk tidur karena waktu tidur yang terpotong saat sahur.
Tidur siang tentu saja boleh dan bagus untuk men-charge 'batere' stamina. Namun, waktunya tetap harus dibatasi. Karena faktanya, bila banyak tidur di siang hari saat berpuasa, justru akan membuat tubuh terasa lemas dan tak bertenaga. Pendek kata, tidur berlebihan akan membuat kita jadi malas.
Justru, dengan beraktivitas di siang hari saat Ramadan, tidak akan membuat badan lemas. Dulu ketika masih bekerja di media cetak yang setiap hari harus berkeliling untuk "mencari berita", saya belum pernah mendengar ada kawan yang pingsan di siang hari karena badannya lemas imbas berpuasa. Karena memang, ketika berpuasa, tubuh sejatinya dipersiapkan untuk beraktivitas dengan makan pada saat sahur dan buka puasa. Persiapan makan ini sudah cukup untuk mengisi energi untuk beraktivitas kala berpuasa, sama dengan hari-hari di luar Ramadan. Jadi pilihannya sebenarnya, puasa mau malas-malasan atau tetap bekerja seperti biasanya.
4. Makan Banyak Saat Berbuka Puasa
Dulu saat saya masih bocah, mitos ini sempat hits di tempat saya. Mitos bahwa ketika berbuka puasa, kita dianjurkan untuk langsung mengenyangkan perut. Katanya untuk menenangkan lambung setelah seharian tidak "bekerja". Dan memang, ketika berbuka puasa, ada banyak orang yang langsung menyantap makanan/minuman dalam porsi besar. Entah karena percaya pada mitos tersebut atau memang karena tidak bisa menahan nafsu makan untuk segera makan sepuasnya.
Padahal, makan berlebihan ketika berbuka puasa, justru akan membuat sistem pencernaan bekerja lebih berat. Ini karena makanan yang masuk ke tubuh, sekaligus langsung masuk dalam jumlah banyak sehingga kerja pencernaan akan menjadi lambat dan berat. Ibarat sebuah mesin, setelah seharian diistirahatkan, kemudian dipaksa untuk langsung bekerja berat, tentunya akan berpengaruh bagi daya tahan mesin tersebut.
Perihal mitos ini, di awal Ramadan, saya sampaikan kepada anak mbarep (sulung) saya yang berusia 6,8 tahun yang mulai tahun ini berpuasa penuh. Saya bilang bahwa Ramadan itu bulan berkah. Salah satu bentuk keberkahan, ketika berpuasa, di siang hari kita terasa lapar/haus dan seolah ingin makan/minum apa saja yang kita lihat. Namun, di waktu berbuka puasa, dengan minum seteguk air saja, kita seolah berasa langsung kenyang. Dan, ketika maghrib tiba, dia langsung spontan berujar. "Beneran ayah, minum sedikit saja langsung hilang lapar/hausnya," ujarnya.
5. Puasa Menurunkan Berat Badan